Dua perusahaan raksasa internet Google dan Facebook kini tengah berseteru. Kasus tersebut disinyalir akibat terkuaknya konspirasi licik yang dilakukan perusahaan milik Mark Zuckenberg ini terhadap google. Sebagaimana dilansir dailymail, Jumat (13/5), facebook dikabarkan menjalin kerjasama dengan konsultan Public Relations (PR) terkenal di Amerika untuk menjatuhkan image google. Untuk menjalankan rencananya itu, Firma Burson-Marsteller selaku biro konsultan PR, terbukti telah mengajak beberapa blogger terkenal untuk mengangkat isu tentang adanya pelanggaran privasi yang dilakukan google. Lantas isu tersebut ditayangkan di media massa terkenal semisal The Washington Post dan Politico.
Strategi "kotor" itu mendadak menjadi pembicaraan hangat dan terkuak ke publik setelah seorang blogger menolak ajakan tersebut, kemudian ia memutuskan angkat suara mengenai upaya pencemaran nama baik google dengan cara mempublikasikan bukti adanya konspirasi itu di internet.
Krisis ini semakin meluas setelah media massa terkenal USA Today memuat artikel mengenai adanya upaya pembunuhan karakter google yang dilakukan oleh biro PR. Namun hingga berita tersebut diturunkan, belum diketahui siapa klien dibalik konspirasi tersebut. Spekulasi pun kemudian bermunculan. Pada awalnya banyak yang menuduh bahwa Microsoft dan Apple inc lah yang berada di belakangnya, namun anggapan itu dipatahkan dengan adanya fakta yang berhasil dihimpun The Daily Beast yang mengatakan bahwa facebook merupakan dalang dibalik semua konspirasi tersebut.
Dalam artikelnya yang berjudul "Facebook Busted in Clumsy Smear on Google", Daily Beast menayangkan berita bahwa facebook telah mengkonfirmasi hal itu setelah media ini mengajukan bukti-bukti. Juru bicara facebook mengatakan bahwa ada dua alasan kenapa mereka menggaet biro humas tersebut yaitu karena mereka percaya bahwa google kini telah mempersiapkan proyek membuat situs jejaring sosial dengan memanfaatkan database pengguna facebook. Sedangkan kedua, pihak facebook beralasan bahwa google telah melakukan upaya untuk membuka data-data pribadi pengguna facebook.
Pihak Burson-Marsteller mengatakan bahwa Social Circle lah yang menjadi akar masalahnya. Layanan milik google ini memungkinkan setiap pemilik akun gmail tidak hanya bisa melihat profil temannya saja, namun ia juga bisa melihat informasi teman lainnya dari teman-temannya itu. Google menggunakan istilah koneksi tahap kedua untuk menyebutkan layanan tersebut. Burson-Marsteller menegaskan bahwa Social Circle dikemas supaya bisa mengambil dan mengumpulkan data-data pribadi dari jutaan penggunanya secara tidak sah. "Ini melanggar kesepakatan antara google dan Federal Trade Commission (FTC), sebuah lembaga yang bergerak di bidang perlindungan data pribadi pengguna facebook.
Chris Soghoian, seorang blog terkenal yang menolak ajakan Burson-Marsteller untuk melakukan kampanye negatif terhadap google, mangatakan bahwa ancaman privasi di Social Circle itu tidak sebahaya sebagaimana yang dikatakan biro konsultan PR Burson. "Facebook hanya tidak menyukai cara itu saja," kata Soghoian kepada The Daily Beast, Kamis (12/5).
Soghoian pun kemudian membeberkan semua konspirasi tersebut termasuk menuangkannya di situs pastebin yang dapat diakses melalui alamat http://pastebin.com/zaeTeJeJ.
Informasi itulah yang kini menyulut perbincangan hangat dikalangan media, praktisi PR dan pemerhati masalah kebijakan privasi di internet.
Google dan facebook perlahan – lahan telah menjadi lawan dalam memenangkan masa depan proyek situs jejaring sosial dan komunikasi internet secara keseluruhan. Facebook kini memiliki sekitar 600 juta anggota dan sejauh ini merupakan situs jejaring sosial terbesar, namun mereka melihat google merupakan saingan terberatnya meskipun kini baru memiliki 195 juta pengguna.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar