PARTNER

Jumat, 29 Oktober 2010

Mbah Maridjan, Transformasi "Islam-Jawa"

Mbah Maridjan boleh dibilang salah satu pelaku fenomenal dalam transformasi teologis ”Islam-Jawa”. Kesejarahannya bisa ditarik benang merahnya dengan kesejarahan Wali Sanga.
Hubungan eksistensial Mbah Maridjan dengan Gunung Merapi bisa dirunut dalam proses perubahan kosmologi Jawa sejak zaman kerajaan-kerajaan Jawa sebelum abad ke-10 Masehi. Pada Mataram pertama yang berkedudukan di Yogyakarta sampai Kadiri, Singasari, dan Majapahit di Jawa Timur, secara kosmologis kehidupan itu dibagi dua, yaitu adanya jagat atas dan jagat bawah.
Menurut antropolog dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, jagat atas adalah tempat para dewa yang digambarkan terletak di atas gunung. Maka banyak gunung, terutama yang aktif, yang dikeramatkan, seperti Merapi, Semeru, Kelud, dan Bromo. Sementara jagat bawah berada di lembah yang ditempati manusia.
Kewajiban manusia adalah menjaga harmonisasi jagat bawah dengan jagat atas. Untuk itulah dibangun tempat-tempat suci dan secara periodik diselenggarakan ritual. Misalnya, keberadaan Candi Prambanan sebagai tempat suci ritual puja terhadap jagat atas di Gunung Merapi. Candi Penataran di Blitar, Jawa Timur, yang dibangun dalam tiga dinasti (Kadiri, Singasari, Majapahit) adalah tempat ritual puja terhadap jagat atas di Gunung Kelud. Candi Jago di Malang, Jawa Timur, untuk tempat puja jagat atas di Gunung Semeru.
Salah satu ritual yang masih lestari sampai sekarang adalah ritual Kasada yang dihelat masyarakat subkultur Tengger di Gunung Bromo.
Sejalan dengan melemahnya pengaruh Hindu, konsep kosmologi Jawa mengalami perubahan di mana konsep jagat atas tempat dewa diganti menjadi tempat ”Sing Mbaureksa” yang artinya yang berkuasa. Konsep sosok ”Sing Mbaureksa” ini tidak begitu jelas. Hanya dipersepsi sebagai ruh atau makhluk gaib, tetapi bukan dewa, bukan jin atau malaikat. Manusia berkewajiban menjaga harmonisasi dengan ”Sing Mbaureksa” tersebut demi keselamatan dan kemaslahatan umat manusia.
Sujud
Dengan diangkat menjadi juru kunci Merapi, keberadaan Mbah Maridjan (83) adalah menjadi ujung tombak atau tokoh kunci terpeliharanya harmonisasi Keraton Yogyakarta (jagat bawah) dengan Merapi (jagat atas).
Bagi Mbah Maridjan, konsep ”Sing Mbaureksa” Merapi adalah Tuhan. Hal itu tecermin dari doa-doanya yang hanya ditujukan kepada Tuhan sebagai Sang Maha Selamat (al-Salam). Jasad Mbah Maridjan yang ditemukan dalam posisi sujud menjadi bukti bahwa dia melakukan ritual secara Islam.
Masalah tempat sujudnya di kamar mandi harus dilihat dalam konteks darurat. Dalam situasi normal, sujud di kamar mandi jelas dilarang Islam.
Tindakannya itu juga membuktikan bahwa dalam situasi yang sangat gawat Mbah Maridjan tetap pasrah kepada Tuhan. Tetap memohon bagi keselamatan rakyat Yogyakarta.
Posisi sujud sekaligus menunjukkan betapa Mbah Maridjan sangat mencintai buminya, Merapi. Dia memegang ajaran Jawa: sedumuk bathuk senyari bumi ditohi pati (sejengkal tanah akan dibela sampai mati).
Posisi itu juga menunjukkan betapa Mbah Maridjan setia dengan amanat yang dipanggulnya menjaga harmonisasi dengan Merapi. Menerima amanat harus dijaga dengan taruhan nyawa. Dia tidak mau tinggal gelanggang colong playu, lari dari tugas dan tanggung jawab.
Pola Mbah Maridjan menjaga Merapi, tidak gegabah kalau dibilang sebagai bentuk transformasi teologis ”Islam-Jawa”, yaitu tatkala dia menggeser pusat kepasrahan, permohonan dan pemujaan dari ”Sing Mbaureksa” kepada Tuhan.
Dia melakukan transformasi itu secara bijaksana untuk menjaga harmonisasi sosial. Dia tetap melakukan upacara adat, tetapi ”ruh” upacara yang berupa doa itu menggunakan ajaran tauhid. Ibaratnya, casing-nya tetap, tetapi isinya yang baru.
Pola ini sealur benang merah dengan pola transformasi teologis ”Islam-Jawa” Wali Sanga. Misalnya, tetap memelihara pelbagai bentuk selamatan tetapi ”ruh”- nya sudah diganti dengan ajaran tauhid.
Sunan Kudus melarang masyarakat menyembelih sapi sebagai cara menjaga harmonisasi dengan umat Hindu. Padahal, kalau cuma berpijak pada syar’i, tindakan Sunan Kudus itu menyimpang karena melarang barang yang halal.
Dengan pola transformasi teologisnya—hasil ijtihadnya— itu, Mbah Maridjan berusaha memelihara agar umat tak terperosok ke dalam syirik. Tradisi Jawa tetap terpelihara, tatanan Keraton tetap dihormati dan dilestarikan, tetapi tak terjadi gejolak sosial.
SUMBER

Kamis, 28 Oktober 2010

Bencana demi Bencana

Tampaknya memang bangsa indonesia kini tengah diberikan cobaan yang amat berat. Bencana alam seolah tak mau beranjak dari bumi pertiwi ini. Beberapa bulan belakangan ini saja sudah ada 3 musibah besar. Mulai dari tragedi banjir bandang di wasior, disusul dengan gempa dan tsunami di mentawai. Hanya berselang satu hari kemudian jawa tengah ditimpa musibah gunung meletus. Sungguh sangat memilukan, dan sayang sekali jika kita tidak mengambil hikmah dibalik setiap kejadian itu.
Banjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, Papua. Menurut beberapa LSM mengatakan bahwa ada korelasi antara banjir bandang yang terjadi dengan kegiatan illegal logging yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Namun, komentar kontradiktif muncul dari pemerintah. Pemerintah tetap bersikeras bahwa bencana tersebut bukan diakibatkan oleh illegal logging. Apakah ada kemungkinan untuk melindungi perusahaan – perusahaan pemegang HPH yang memang memberikan pemasukan yang cukup besar kepada pemerintah ? saya sendiri tidak tahu. Namun, apapun penyebabnya, apakah itu murni akibat cuaca ekstrim ataukah ada campur tangan manusia yang merusak hutan dengan tidak bertanggung jawab , atau karena alasan yang lainnya, seharusnya pemerintah secepatnya melakukan investigasi untuk mencari penyebab yang sebenarnya, bukan Cuma menyangkal apa yang dituduhkan oleh sejumlah pihak.

Hikmahnya, kita bisa melihat langsung bagaimana kondisi timur Indonesia ini. Wilayah yang mungkin jarang sekali diliput di media – media yang terlalu jawa sentris. Tidak hanya itu saja, musibah pun telah memaksa para pejabat tinggi termasuk presiden untuk mengujungi tanah papua ini. Semoga dari kunjungannya ini, memberikan kepedulian untuk membangun papua lebih baik lagi, sehingga tercipta pemertaan pembangunan sebagaimana yang diamanatkan oleh undang – undang.

Dilihat dari segi, humanismenya. Tentu musibah ini bisa mempertebal kepedulian kita kepada saudara – saudara diseluruh pulau di Indonesia. Sikap empati dan sikap persatuan dan kesatuan sehingga tidak ada lagi konflik – konflik horizontal terjadi, berganti dengan semangat persaudaraan seperti yang sering ditunjukan disetiap perampatan jalan yang menggalang dana kepedulian. Dari musibah ini juga semoga bisa menjadi entry poin bagi kita untuk berdamai dengan alam, hidup berdampingan dalam harmonisasi alamiah. Dan tentu saja pada akhirnya dari musibah tersebut, bisa memancing kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Itu di wasior. Lain halnya dengan di mentawai. Gempa 7.2 SR mengguncang pulau itu, yang kemudian disusul dengan gelombang tsunami yang menurut laporan mencapai ketinggian 3 M bahkan ada yang mengatakan hingga ketinggian 7 M. Kejadian ini kembali mengingatkan kita pada tragedi maha dahsyat yang menghantam aceh 2004 silam. Apakah dampaknya juga sama dengan yang terjadi di Aceh? Saya sendiri sampai saat ini belum begitu tahu, karena informasi yang ada masih simpang siur. Jarak, lumpuhnya saluran komunikasi dan juga masalah cuaca telah menjadi salah satu faktor penghambat media untuk memberikan informasi yang akurat.

Namun, ada yang menarik. Dari musibah ini, tampaknya kita terpaksa untuk mempertanyakan kembali kredibilitas BMKG sebagai institusi yang berwenang memberikan informasi seputar masalah bencana kegempaan. Beberapa menit setelah gempa menggoncang mentawai, muncul peringatan akan terjadinya tsunami, namun kemudian dicabut kembali yang ternyata setelah itu tsunami benar – benar terjadi. Entah apa yang terjadi dengan BMKG. Tidak hanya itu saja, media pun ternyata baru mengetahui adanya tsunami setelah beberapa lama. Jauh sekali dibandingkan dengan pelaporan bencana meletusnya gunung merapi. Jika dilihat dari jumlah korban yang sementara ini berhasil dihimpun, bencana mentawai telah memakan korban yang jauh lebih banyak dari bencana merapi [tanpa bermaksud mengecilkan arti dari bencana merapi]. Tentu jika dilihat dari hal tersebut, daya destruktif bencana mentawai jauh lebih besar. Dan saya tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi orang – orang yang berhasil selamat dari musibah itu. Lagi – lagi karena media tidak melaporkan kejadian tersebut seintens bencana merapi. Informasinya masih sangat sedikit sekali. Seharunya memang mentawai mendapatkan perhatian lebih, setidaknya jika dibandingkan dengan bencana merapi yang memang sudah melakukan early warning system dengan tepat meskipun masih memakan korban jiwa.

Inilah yang menjadi titik poin saya. Mengapa media memberikan perhatian jauh lebih besar kepada bencana merapi daripada bencana mentawai yang diketahui memakan jumlah korban lebih banyak ?
Maksudnya bukan jangan meliput bencana merapi. Tapi jika merapi mendapatkan porsi perhatian sebegitu besarnya, seharusnya mentawai juga diberikan perhatian yang lebih besar.

Tapi semoga saja pemerintah memberikan perhatian yang berimbang terhadap kedua bencana yang hampir terjadi bersamaan ini sehingga tanggap darurat bencana bisa dilakukan dengan tepat dan bisa menekan jumlah korban dikedua bencana itu.
Sekarang bencana merapi. Gunung teraktif ini “batuk” tiga kali dan seperti biasanya menyeburkan wedhus gembel yang mematikan. Bersyukur prosedur pemantauan berjalan dengan baik sehinga masyarakat dapat diungsikan tepat pada waktunya, meskipun masih memakan korban jiwa hingga 26 orang setidaknya upaya tersebut mungkin sudah berhasil menekan jumlah korban jiwa yang mungkin bisa saja jauh lebih besar jika early warning system tidak berjalan dengan semestinya.

Semanjak merapi naik statusnya menjadi awas, sejumlah aparat dan petugas sudah disiagakan penuh untuk mengawal evakuasi warga. Barak – barak pengungsian pun sudah didirikan, ambulance, dan juga tenaga medis sudah disiapkan jika sewaktu – waktu bencana itu terjadi. Sehingga sampai waktunya tiba, mereka semua tidak “gagap” menghadapi situasi yang ada.

Bencana selalu melahirkan pahlawan – pahlawan baru, selalu saja ada cerita heroic yang bisa menjadi pelajaran bagi kita yang masih dianugerahi nikmat untuk beribadah. Ya, dialah Mbah Maridjan sang juru kunci merapi [ikut berbela sungkawa atas meninggalnya mbah maridjan].

Mbah Maridjan menjadi salah satu korban dalam musibah itu. Ia ditemukan tewas di dalam rumahnya dalam posisi bersujud. Baju batik dan kain sarung yang menjadi ciri khasnya masih melekat dibadannya yang melepuh akibat terjangan awan panas. Sementara itu masih terdapat belasan orang lainnya yang ikut tewas dalam kejadian tersebut. Rumah dan masjid disekitar lokasi, tampak sudah tidak utuh lagi. Kerusakan terdapat disejumlah bagian seperti atap yang roboh, terbakar, hewan – hewan peliharaan yang mati, pepohonan yang terbakar dan tebalnya abu vulanik yang menutupi seluruh areal yang hanya berjarak 4 KM dari puncak merapi itu. Saya sendiri sampai teringat akan bencana Chernobyl saat reactor nuklir meledak didaerah tersebut, kerusakan yang ditimbulkan hampir mirip kondisinya. Tidak ada seorang pun yang tidak tersentuh melihat kondisi itu. Saya sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana kejadian itu berlangsung.

Mbah maridjan kini telah menjadi tauladan baru yang menginspirasi banyak orang. Kesetiaannya dalam melaksanakan tugas, keikhlasannya dan tanggung jawabnya memangku jabatan telah menjadi hal yang langka kita temukan akhir – akhir ini. Dia menjadi representasi dari “si putih” ditengah kelakuan para pejabat negeri ini. Disaat yang bersamaan, study banding anggota BK DPR RI yang controversial itu tetap terlaksana. Seharusnya mereka tidak perlu sampai ke Yunani untuk belajar etika, tidak usah jauh – jauh dan tentu saja akan lebih ekonomis jika mereka study banding saja ke merapi, mencontoh etika mbah maridjan dalam menjalankan tugas yang setia hingga akhir hayatnya. Semoga ia diterima disisi – Nya.

Akhirnya, marilah kita bersama – sama berkaca, introspeksi dan mulailah berubah menjadi lebih baik.

Rabu, 27 Oktober 2010

KONSPIRASI #1

KONSPIRASI CIA lewat Popularitas FACEBOOK
Sapa sih yang gak tau situs jejaring sosial yang satu ini?yupz facebook, yang diiklankan oleh hampir semua produsen hp di indonesia n jadi selling point bagi beberapa provider di tanah air.
Facebook adalah Situs Jaringan Sosial yang pada dasarnya hampir mirip dengan Myspace dan situs jejaring sosial serupa lainnya. Ia memungkinkan Anda untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan memberi Anda ruang untuk mengirim informasi pribadi sehingga membuat facebook Anda lebih "pribadi.

Tapi informasi apa yang Anda gunakan, dan bagaimana cara menggunakannya? inilah yang mereka katakan sesuai dengan apa yang ditulis dalam term and conditions nya:
By posting Member Content to any part of the Web site, you automatically grant, and you represent and warrant that you have the right to grant, to facebook an irrevocable, perpetual, non-exclusive, transferable, fully paid, worldwide license to use, copy, perform, display, reformat, translate, excerpt and distribute such information and content and to prepare derivative works of, or incorpoate into other works, such information and content, and to grant and authorize sublicenses of the foregoing.

intinya mereka berhak mengumpulkan informasi - informasi pribadi yang agan - agan tuliskan dalam FB atau sama aja dengan kalian memberikan hak penuh kepada mereka untuk menggunakan informasi - informasi pribadi kita. dan mereka benar2 menginginkan semua informasi - informasi itu. lihat tuh di profil, apa aja yang mereka minta untuk kita isi. mulai dari musik kesukaan kita, buku, film, alamat, kota kelahiran, nomor telepon, email, club/kelompok, pekerjaan, riwayat pendidikan, tanggal lahir, orientasi seksual, interest, jadwal harian, hubungan dengan teman, foto-foto pribadi, dan orientasi politik kita. mmmm...ada yang pernah mikir gk bahwa wilayah pribadi kita sebenarnya dalam bahaya, beresiko menelanjangi kita dalam dunia yang saling terhubung ini yang dalam bahasa Marshal McLuhan disebut sebagai GLOBAL VILLAGE!
facebook juga memiliki semacam aplikasi yang fungsinya menghitung statistik data anggotanya. mengukur mana yang paling potensial berdasarkan faktor demografisnya. serta mengukur bagaimana perkembangannya secara statistik. dan aplikasi ini juga merupakan aplikasi yang bisa secara otomatis mengambil data - data pribadi penggunanya !
data - data ini kemudian digunakan sebagai "modal" untuk memberikan penawaran kerjasama kepada perusahaan - perusahaan besar tentunya berkaitan dengan masalah investasi. Penawar tertinggi adalah yang paling berhak mendapatkan semua informasi / data - data pribadi pengguna facebook.
nah, penawar tertinggi itu dan sekaligus pemenang "tender" ini adalah ACCEL PARTNER. didirikan pada tahun 1983 dan telah berhasil membantu hampir 300 perusahaan besar di seluruh dunia. siapa aja partnernya?

Accel memberikan dana sebesar $ 12.700.000 untuk mengembangkan facebook. Direktur pelaksananya adalah james W. Breyer.
selain itu James Breyer juga adalah salah satu anggota dewan direksi di NVCA. apa itu NVCA?
Nasional Venture Capital Association (NVCA), perusahaan modal venture yang memiliki lebih dari 400 perusahaan anggota, ia adalah asosiasi perdagangan terkemuka yang mewakili industri AS modal ventura. NVCA memiliki misi yakni untuk mendorong pemahaman yang lebih tentang pentingnya modal ventura terhadap ekonomi AS, dan mendukung kegiatan kewirausahaan dan inovasi. NVCA mewakili kepentingan kebijakan publik masyarakat modal ventura, berusaha untuk mempertahankan standar profesional yang tinggi, menyediakan data industri yang handal, sponsor pengembangan profesional, dan memfasilitasi interaksi di antara anggotanya.
selain itu, James Breyer juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan seorang pria yang bernama Gilman Louie. siapa dia?
ia adalah pendiri sekaligus CEO dari In - Q - TEL. apa itu In - Q - TEL?
In-Q-Tel mengidentifikasi dan mitra dengan perusahaan mengembangkan teknologi terdepan untuk membantu memberikan solusi untuk Central Intelligence Agency dan Komunitas - komunitas Intelijen AS yang lebih besar lainnya untuk melanjutkan misi mereka.
In-Q-TEL mengidentifikasi, mengadopsi, dan menyalurkan solusi teknologi yang inovatif untuk mendukung misi dari CIA dan komunitas intelejen amerika yang lebih luas lagi. In-Q-TEL berinvestasi dalam teknologi sistem penggalian data. artinya bahwa ia memiliki semacam chiper yang membantu CIA untuk mengumpulkan informasi - informasi dari seluruh dunia lewat para pengguna facebook.

nah, balik lagi ke si James, ni orang rada sibuk, ia juga merupakan dewan direksi dari Bolt, Beranek and newman technologies (BBN). BBN ini adalah kontaktor pertahanan, mengembangkan teknologi tinggi pertahanan. BBN juga merupakan pencipta dari ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), merupakan penyedia paket switching jaringan pertama, atau penyedia layanan internet pertama yang dijalankan oleh DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency).

Pada tahun 2004 (tahun yang sama ketika facebook diciptakan) Gilman Louie, CEO In-Q-TEL, bergabung bersama BBN, bekerjasama dengan seorang yang bernama Anita Jones.
Dr Anita Jones adalah mantan Dewan Direksi dari In-Q-TEL, dan mantan direktur Penelitian dan Teknik Pertahanan yang bekerjasama dengan Departemen Pertahanan AS. posisinya ditempatkan sebagai penasehat Menteri Pertahanan, serta pengawas ke Pertahanan Advanced Research Projects Agency, atau DARPA.
Sebagai pengawas dari DARPA, dia terlibat dengan usaha DARPA dalam pengumpulan informasi ketika DARPA membentuk Kantor Informasi Kesadaran / INFORMATION AWARNESS OFFICE pada bulan Januari 2002.

salah satu proyeknya adalah apa yang dinamakan dengan Scalable Social Network Analysis project. Analisis Jaringan Sosial berskala merupakan Sebuah proyek yang melibatkan pengembangan teknik berdasarkan Analisis Jaringan Sosial berdasarkan kata - kata kunci yang menghubungkan dengan istilah - istilah yang terkait dengan kelompok teroris, yang kemudian memisahkannya dari kelompok - kelompok lainnya (isolasi). intinya ini merupakan salah satu metode untuk menganalisa jejaring sosial untuk menemukan karakteristik - karakteristik teroris. atau jejaring sosial seperti facebook digunakan oleh mereka untuk mencari teroris.

nah mungkin bisa diurutkan kek gimana wilayah privat kita digunakan oleh mereka, lewat sebuah situs jejaring sosial yang dibiayai oleh CIA

Gunung Api di Indonesia

DELAPAN gunung berapi di Indonesia ini terkenal di dunia karena letusannya. Setiap kali meletus, selalu menelan korban nyawa manusia.

Kedelapan gunung berapi di indonesia itu adalah sebagai berikut:

1.. Gunung Kelud

Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

2. Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu.
Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

3. Gunung Galunggung

Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.
Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.

4. Gunung Agung

Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan. Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung.
Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar.
Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.

5. Krakatau

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit.
Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

6. Maninjau

Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Deposito diperkirakan akan didistribusikan lebih dari 8.500 km ² dan memiliki volume 220-250 km ³. kaldera ini memiliki panjang 20 km dan lebar 8 km.

7. Gunung Tambora

Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181.
Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000—12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut.
Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia.
Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.
Selama penggalian arkeologi tahun 2004, tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan yang terkubur oleh letusan tahun 1815 di kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik. Artifak-artifak tersebut ditemukan pada posisi yang sama ketika terjadi letusan di tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa inilah, temuan tersebut sering disebut sebagai Pompeii dari timur.

8. Toba Supervolcano

Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil.
Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.
Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.00 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia. Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu.
Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia saat Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera.Meledak dalam arti yang sebenarnya.
Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10000 manusia saja.
Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu. Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia.
Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut(Indonesia) sekarang. Beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasarlaut pada bulan desember 2004.
Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara. banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.