Biasanya, bagi seorang anak yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya..
Lalu bagaimana dengan Bapak?
Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Bapak-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Bapak bekerja dan dengan wajah lelah Bapak selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak kecil……
Bapak biasanya mengajari anaknya naik sepeda.
Dan setelah Bapak mengganggapmu bisa, Bapak akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Pak, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut anaknya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Bapak dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu anaknya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.
Tetapi Bapak akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Bapak melakukan itu karena Bapak tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Bapak yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Bapak benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja…..
Kamu mulai menuntut pada Bapak untuk dapat izin keluar malam, dan Bapak bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Bapak melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Bapak, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Bapak, Ibu datang membujukmu agar tidak marah.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Bapak memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Bapak sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu.
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Bapak melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Bapak adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut…
Ketika melihat anaknya pulang larut malam hati Bapak akan mengeras dan Bapak memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Bapak akan segera datang?
“Bahwa anak kecilnya akan segera pergi meninggalkan Bapak”
Setelah lulus SMA, Bapak akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Yang terbaik.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Bapak itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Bapak tetap tersenyum dan mendukungmu atas pilihan anak-anaknya.
Ketika kamu menjadi dewasa….
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Bapak harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Bapak terasa kaku untuk memelukmu?
Bapak hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Bapak ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Bapak lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Bapak melakukan itu semua agar kamu KUAT….kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Bapak.
Bapak pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta mainan, dan Bapak tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Bapak adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Bapak, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Bapak belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Bapak merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda dan akan diwisuda sebagai seorang sarjana.
Bapak adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Bapak akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “anak-anaknya tidak manja, berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Dan akhirnya….
Saat Bapak melihatmu duduk di Panggung Pelaminan nanti bersama seseorang perempuan yang di anggapnya pantas mendampinginya, Bapak pun tersenyum bahagia….
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Bapak pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Bapak menangis karena Bapak sangat berbahagia, kemudian Bapak berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Allah SWT, Bapak berkata: “Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik…. Lindungilah anak-anakku…
Anak kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi manusia dewasa….
Bahagiakanlah ia bersama …”
Setelah itu nantinya Bapak hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Bapak telah menyelesaikan tugasnya….
Bapak kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..
SUMBER
PARTNER
Jumat, 18 Desember 2009
Selasa, 15 Desember 2009
MANAJEMEN KRISIS DAN KOMUNIKASI
iseng - iseng lagi baca surat - surat pembaca di koran, ternyata banyak banget konsumen yang komplain terhadap perusahaan - perusahaan, ada yang disampaikan dengan cara santun tapi ada juga yang terkesan kasar, apalagi kalo di internet or forum, wah bisa lebih kasar lagi. Mumpung masih anget juga, teringat kasus Prita n RS. Omni, sebagai ex mahasiswa PR tentu menarik sekali untuk mengkaji lebih jauh lagi mengenai apa - apa saja yang telah dilakukan oleh RS omni sehingga akhirnya mereka harus menuai kritikan dari sana sini, dan mengalami penurunan konsumen secara drastis.Dalam bahasa PR tentu saja hal ini bisa dikatakan sebagai krisis, nah PR lah yang memiliki peranan yang sangat besar ketika organisasi mengalami krisis seperti ini. atau tragedi lumpur lapindo yang memperlihatkan ketidakberdayaan PR. atau banyak perusahaan - perusahaan atau organisasi lainnya yang tengah mengalami krisis. disinilah kita perlu mengetahui bagaimana dan apa yang harus dilakukan ketika krisis itu terjadi.
krisis manajeman adalah suatu kondisi dimana organisasi mengalami kegagalan menjalankan fungsi - fungsi atau salah satu fungsi menajamen. kegagalan ini bisa menghasilkan dampak yang sangat serius kepada seluruh stakeholder, kehilangan aset - aset penting organisasi, atau bahkan ini bisa saja menjadi akhir dari eksistensi organisasi tersebut. Praktisi PR merupakan salah satu bagian integral yang memainkan peranan penting dalam tim manajemen krisis yang tengah dihadapi ini.
sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita pahami dahulu istilah krisis yang kita pergunakan sejak awal.
krisis merupakan ancaman yang signifikan terhadap performa organisasi yang dapat memberikan konsekuensi negatif jika tidak ditangani secara baik. Dalam konteks krisis manajemen, ancaman tersebut merupakan potensi - potensi kehancuran atau kerusakan yang dapat mempengaruhi performa organisasi secara keseluruhan serta stakeholder. sebuah krisis dapat melahirkan tiga ancaman yang saling berkaitan :
1. kemanan publik
2. kehilangan secara finansial
3. kehilangan reputasi
pada beberapa kasus seperti kecelakaan kerja atau bahkan adanya produk gagal yang termasuk berbahaya, dapat menyebabkan masalah serius bahkan hingga kematian. krisis dapat menyebabkan hilangnya aset secara finansial atau kehilangan pasar atau pelanggan atau konsumen.
Sebagaimana yang dikatakan Dilenschneider (2000), semua bentuk krisis pada dasarnya memberikan ancaman serius terhadap eksistensi dan reputasi sebuah organisasi.Jelas sekali ketiga ancaman yang telah disebutkan diatas merupakan tiga hal yang saling berhubungan. saat terjadi kematian akibat dari gagalnya sebuah produk, maka hal ini akan menyebabkan hilangnya aset finansial dan rusaknya reputasi, sementara itu, reputasi memiliki dampak langsung terhadap jumlah pendapatan yang secara langsung mempengaruhi jalannya organisasi.
Manajemen krisis yang baik merupakan penanganan terhadap ancaman - ancaman tersebut secara berurutan atau secara berkesinambungan. Fokus utama dalam penanganan menajemen krisis adalah yang berhubungan dengan keamanan publik. Kesalahan dalam mengenali atau menganalisis keamanan publik dapat mempertinggi atau memperbesar tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh krisis. Sedangkan masalah reputasi dan finansial dapat ditangani kemudian setelah segi keamanan publik ini sudah ditangani dengan baik. Intinya, manajemen krisis dibentuk guna melindungi organisasi dan stakeholder dari ancaman - ancaman yang membahayakan organisasi dan atau meminimalisir dampak ancaman - ancaman tersebut sehingga kemudian tidak bertambah parah.
Sebagai sebuah proses, manajemen krisis bukan hanya merupakan sebuah proses tersendiri atau berdiri sendiri. Melainkan ia dapat dibagi kedalam tiga tahapan penting yakni :
1. pra krisis
2. respon krisis
3. post krisis / setelah krisis
tahapan pra krisis dititikberatkan pada upaya pencegahan dan persiapan jika suatu saat timbul masalah atau krisis. tahapan respon krisis adalaah tahap dimana manajemen harus merespon krisis yang terjadi, sedangkan pada tahapan post krisis merupakan tahapan evaluasi mengenai upaya atau strategi apakah yang terbaik untuk menghadapi krisis selanjutnya yang mungkin muncul dikemudian hari.
TAHAP PRA KRISIS
Upaya pencegahan meliputi pembacaan atau analisis terhadap segala kemungkinan yang bakal muncul dan bagaimana meminimalisir resiko tersebut. Hal ini merupakan salah satu bagian dari program manajemen resiko organisasi. Tahap persiapan meliputi upaya untuk menciptakan rencana manajemen krisis, memilih dan memberikan instruksi atau mengajarkan manajemen krisis pada tim yang hendak di tunjuk sebagai tim manajemen krisis. Barton (2001) and Coombs (2006) mengatakan bahwa sebuah organisasi dapat mengelola krisis dengan baik jika mereka :
1. memiliki rencana menajemen krisis yang terus menerus diperbaharui sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, minimalnya diperbaharui setiap setahun sekali.
2. Memiliki tim manajemen krisis.
3. Mengadakan pelatihan terhadap kredibilitas, efektivitas dan kemampuan tim manajemen krisis setidaknya setahun sekali untuk mengetahui seberapa jauh mereka mampu menghadapi dan mengelola krisis.
4. memiliki atau mempersiapkan draft khusus yang bisa digunakan ketika terjadi krisis.
Rencana manajemen krisis
dalam bahasa inggris disebut sebagai crisis management plan (CMP) merupakan alat yang bisa dijadikan rujukan dan bukan merupakan rencana yang sifatnya kaku namun dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi yang ada. CMP menyediakan daftar kontak informasi, berbagai macam pengingat mengenai apa saja yang seharusnya ditangani ketika terjadi krisis, dan menyajikan formulasi - formulasi yang bisa digunakan untuk dokumen respon krisis. CMP bukan merupakan panduan yang sifatnya step by step mengenai bagaimana mengelola krisis. Akan tetapi, sebagaimana yang dikatakan oleh Barton (2001), Coombs (2007a), and Fearn-Banks (2001), bahwa CMP bisa membantu kita untuk menghemat waktu penanganan krisis dengan cara mempersiapkan strategi penanganan krisis, pengumpulan informasi. strategi penanganan krisis seperti dengan mempersiapkan tim manajemen krisis. Anggota tim tersebut harus mengetahui tentang apa saja tugas mereka dan apa saja kewajiban mereka selama krisis terjadi. intinya jobdesc harus benar - benar dipresentasikan dengan baik sehingga semua anggota tim manajemen krisis memahami dengan baik mengenai tugas - tugas mereka.
Tim manajemen krisis
Barton (2001) menyebutkan beberapa anggota tim manajemen krisis yang secara umum dipakai secara luas yakni berisi mereka - mereka yang berasal dari kalangan praktisi public relations, legal (praktisi hukum), pihak keamanan, teknis, keuangan, dan sumber daya manusia. Meskipun demikian, komposisi yang dimaksud sangat bergantung kepada jenis krisis itu sendiri. Seperti misalnya, tim manajemen krisis membutuhkan orang - orang yang memiliki latar belakang sebagai praktisi sistem informasi jika memang krisis yang dimaksud ada kaitannya dengan sistem komputerisasi. Kita mampu menghemat waktu sebaik - baiknya jika hal ini sudah kita persiapkan terlebih dahulu karena dengan begitu kita akan tahu dan merespon dengan cepat mengenai siapa yang akan dan mampu mengelola krisis itu pertama kali. Namun Agustine (1995) berpendapat bahwa rencana dan tim manajemen krisis yang telah dibuat atau dibentuk, hanya akan memberikan kontribusi yang sangat sedikit atau bahwa tidak mampu mengelola krisis dengan baik jika mereka belum pernah di tes kemampuan sebelumnya. Mitroff, Harrington, and Gia (1996), menekankan bahwa latihan atau training harus dilakukan sehingga mereka mampu membuat keputusan praktis ketika krisis benar - benar terjadi. Tiap - tiap krisis pada dasarnya memiliki ciri dan keunikan tersendiri bergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil oleh tim penanganan krisis.
public speaker / spokesperson / juru bicara
bagian yang memegang peranan penting dalam pelatihan tim penanganan krisis adalah pelatihan yang diberikan kepada seorang penbicara utama. Para anggota organisasi harus mempersiapkan diri mengenai apa yang harus dikatakan kepada media ketika krisis terjadi. Lerbinger (1997), Feran-Banks (2001), and Coombs (2007a), memberikan perhatian serius terhadap aspek media relation ketika krisis. Maka dari itu, media training harusnya sudah dilakukan sebelum krisis benar - benar terjadi. Beberapa langkah dalam media training :
1. Hindarkan untuk mengucapkan "no comment" karena publik akan merasa bahwa pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh organisasi dan hal ini juga secara tidak langsung memberikan kesan bahwa organisasi ini memang bersalah.
2. Berikan informasi sejelas - jelasnya dengan cara menghindarkan diri dari istilah - istilah teknis. bisa mengakibatkan kebingungan dan memberikan bahwa ada upaya untuk mengaburkan sesuatu.
3. Upayakan untuk terlihat tenang didepan kamera, dengan cara menghindarkan diri dari kesan gagap atau gugup yang bisa melahirkan kesan bahwa kita tengah berbohong. Seorang pembicara atau juru bicara harus memiliki kemampuan public speaking yang baik misalnya dengan cara melakukan kontak mata ketika pembicaraan berlangsung.
4. Ringkaslah semua informasi yang mungkin dibutuhkan publik sehingga tidak terjad kesimpang - siuran dan pesan utama atau pesan kunci yang akan disampaikan kepada stakeholder.
seorang praktisi publik relations memainkan peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan siapa yang akan ditunjuk sebagai juru bicara yang siap untuk menangani setiap pertanyaan yang diajukan oleh media. Media relation merupakan bagian public relations yang sangat bernilai dalam kaitannya dalam upaya penanganan krisis. Seorang Public relations officer dapat menyediakan atau menggelar pelatihan dan dukungan kepada mereka yang akan ditunjuk sebagai juru bicara karena dalam beberapa kasus juru bicara yang dimaksud justru bukan berasal dari kalangan public realtions officer sendiri.
Draft Pesan / redaksional pesan
seorang manajer krisis bisa membuat atau mendesain draft awal yang berisi pesan yang akan disampaikan ketika terjadi krisis. Lebih baik lagi jika draft ini dibuat menjadi sebuah template dengan beberapa titik yang akan diisi dengan informasi - informasi yang penting, jadi ketika krisis terjadi, mereka tinggal mengisi bagian - bagian yang kosong yang ada dalam template tersebut sehingga hal ini akan sangat menghemat waktu penanganan krisis.
Saluran komunikasi
Sebuah organisasi mungkin akan membuat sebuah website khusus yang akan digunakan saat terjadi krisis, terpisah dari website utama mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Taylor and Kent’s (2007), menemukan fakta bahwa website bisa menjadi solusi terbaik saluran komunikasi via internet ketika terjadi krisis. Website ini misalnya bisa berisi informasi mengenai penarikan produk berbahaya.Corporate Leadership Council (2003) menggarisbawahi bahwa website dapat membantu konsumen untuk negetahui apakah produknya termasuk yang ditarik dari pasaran atau bukan dan bagaimana penarikan tersebut akan dilaksanakan. Kemudian, media dna stakeholder akan beralih untuk menggunakan internet untuk mendapatkan informasi. Namun penggunaan website juga sifatnya kontekstual tergantung dari situasi dan kondisi yang mensyaratkan penggunaan saluran komunikasi mana yang lebih efektif.
Beberapa organisasi lainnya menggunakan jaringan intranet. intranet memiliki akses terbatas yakni hanya kepada mereka yang terhubung dengan jaringan intranet perusahaan saja misalnya karyawan. Intranet menyediakan akses langsung kepada pihak - pihak tertentu. jaringan intranet efektif untuk memberikan informasi secara massal kepada pihak - pihak yang dikehendaki saja.
Respon krisis
respon krisis adalah apa yang dilakukan dan apa yang dikatakan manajemen setelah terjadi krisis. Public relations officer memainkan peranan yang sangat penting dalam merespon krisis dengan cara membantu untuk mengembangkan pesan - pesan yang akan dikirimkan atau akan disampaikan kepada publik yang beragam. Terdapat dua bagian penting dalam tahapan respon krisis yakni :
1. Langkah pertama respon krisis
terdapat beberapa hal penting yakni :
- merespon krisis dengan cepat, minimalnya dalam jangka waktu satu jam sudah tersedia upaya yang harus dilakukan.
- akurat yakni dengan cara mengecek ulang semua fakta yang ada.
- konsisten. konsisten terhadap informasi yang hendak disampaikan, sebisa mungkin antar satu informasi dengan informasi lainnya tidak terjadi kontradiksi atau malah simpang siur.
- prioritas utama adalah segi keamanan publik.
- gunakan semua saluran komunikasi yang tersedia, meliputi internet, intranet, dan sistem pemberitahuan massal.
- perlihatkan perasaan simpati kepada korban.
- ingatlah untuk mengikutsertakan para pegawai atau karyawan dalam merespon krisis.
- persiapkan untuk membuat konseling untuk merehabilitasi tekanan dan trauma kepada para korban termasuk keluarganya dan termasuk juga para karyawan.
2. Strategi Pemulihan reputasi
Bill Benoit (1995; 1997) telah memberikan daftar mengenai bagaimana memulihkan reputasi organisasi, yakni :
- menyerang para penuduh, tujuannya supaya lahir kesepahaman atau mengehentikan serangan - serangan dari para penuduh yang beranggapan negatif terhadap organisasi.
- Penyangkalan atau penyanggahan. manajer krisis berupaya untuk menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada krisis yang terjadi.
- upayakan ada kambinghitam dari krisis yang terjadi.
- manajer krisis meminimalisir tanggung jawab organisasi dengan cara menolak anggapan bahwa organisasi tidak mampu menyelesaikan krisis. misalnya dengan provokasi (menyatakan bahwa krisis merupakan hasil dari respon atas aksi - aksi tertentu. Defeasibility ( bahwa kurangnya informasi dapat menyebabkan terjadinya krisis), accidental (bahwa krisis bisa terjadi akibat dari kurangnya kontrol terhadap suatu keadaan).
- Justifikasi. manajer krisis akan meminimalisir kerusakan - kerusakan yang dirasakan akibat dari krisis.
- Reminder. Manajer krisis akan mengingatkan para stakeholder mengenai upaya - upaya terbaik yang pernah dilakukan oleh organisasi.
- ingratiation. manajer krisis memuji para stakeholder atas apa yang sudah dilakukan.
- compensation. manajer krisis memberikan kompensasi kepada para korban.
- apology. manajer krisis memperlihatkan bahwa organisasi telah bertanggung jawab secara penuh dan meminta para stakeholder untuk meminta maaf.
berbicara mengenai tanggung jawab organisasi, maka terdapat beberapa jenis tanggung jawab organisasi, yakni :
1. korban krisis : tanggung jawab minimal
seperti korban bencana alam (disebabkan atas kondisi alam), rumor (akibat dari informasi yang salah yang sengaja diberikan atau disebarluaskan oleh pihak - pihak tertentu), kekerasan di tempat kerja (kekerasan oleh sesama karyawan), kerusakan produk (kerusakan yang disebabkan oleh pihak ketiga)
2. krisis kecelakaan : tanggung jawab rendah
tantangan (stakeholder menganggap bahwa organisasi telah melakukan cara yang salah), kecelakaan teknis (kerusakan atau kesalahan peralatan dan teknologi yang menyebabkan kecelakaan industri), kesalahan teknis produk berbahaya (kesalahan peralatan dan teknologi yang menyebabkan kesalahan produk sehingga menjadi berbahaya).
3. krisis yang bisa dicegah : tanggung jawab tinggi / besar
kecelakaan akibat dari human error (kecelakaan karena human error), produk yang berbahaya yang diakibatkan oleh faktor human error, kejahatan organisasi (organisasi melakukan kesalahan / kejahatan yang melawan hukum sehingga menempatkan stakeholder pada posisi yang berresiko)
tahapan paska krisis
tahapan ini adalah saat dimana organisasi berupaya untuk mengembalikan organisasi pada kondisi normal seperti sedia kala. Krisis bukan lagi pusat perhatian yang utama, namun demikian tetap saja masih harus diperhatikan dengan prosentase yang lebih rendah.
bebarapa hal yang dapat dilakukan pada tahapan paska krisis adalah :
1. Sampaikan semua informasi yang dijanjikan kepada para stakeholder, dan yang pantas diketahui seecpatnya.
2. Selalu memberikan pembaharuan informasi kepada stakeholder berkaitan dengan kemajuan - kemajuan yang telah dicapai.
3. Mengkaji manajamen krisis yang telah dilakukan sebagai bahan pelajaran untuk masa depan dan masukan hal ini kedalam sistem menajemen krisis.
krisis manajeman adalah suatu kondisi dimana organisasi mengalami kegagalan menjalankan fungsi - fungsi atau salah satu fungsi menajamen. kegagalan ini bisa menghasilkan dampak yang sangat serius kepada seluruh stakeholder, kehilangan aset - aset penting organisasi, atau bahkan ini bisa saja menjadi akhir dari eksistensi organisasi tersebut. Praktisi PR merupakan salah satu bagian integral yang memainkan peranan penting dalam tim manajemen krisis yang tengah dihadapi ini.
sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita pahami dahulu istilah krisis yang kita pergunakan sejak awal.
krisis merupakan ancaman yang signifikan terhadap performa organisasi yang dapat memberikan konsekuensi negatif jika tidak ditangani secara baik. Dalam konteks krisis manajemen, ancaman tersebut merupakan potensi - potensi kehancuran atau kerusakan yang dapat mempengaruhi performa organisasi secara keseluruhan serta stakeholder. sebuah krisis dapat melahirkan tiga ancaman yang saling berkaitan :
1. kemanan publik
2. kehilangan secara finansial
3. kehilangan reputasi
pada beberapa kasus seperti kecelakaan kerja atau bahkan adanya produk gagal yang termasuk berbahaya, dapat menyebabkan masalah serius bahkan hingga kematian. krisis dapat menyebabkan hilangnya aset secara finansial atau kehilangan pasar atau pelanggan atau konsumen.
Sebagaimana yang dikatakan Dilenschneider (2000), semua bentuk krisis pada dasarnya memberikan ancaman serius terhadap eksistensi dan reputasi sebuah organisasi.Jelas sekali ketiga ancaman yang telah disebutkan diatas merupakan tiga hal yang saling berhubungan. saat terjadi kematian akibat dari gagalnya sebuah produk, maka hal ini akan menyebabkan hilangnya aset finansial dan rusaknya reputasi, sementara itu, reputasi memiliki dampak langsung terhadap jumlah pendapatan yang secara langsung mempengaruhi jalannya organisasi.
Manajemen krisis yang baik merupakan penanganan terhadap ancaman - ancaman tersebut secara berurutan atau secara berkesinambungan. Fokus utama dalam penanganan menajemen krisis adalah yang berhubungan dengan keamanan publik. Kesalahan dalam mengenali atau menganalisis keamanan publik dapat mempertinggi atau memperbesar tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh krisis. Sedangkan masalah reputasi dan finansial dapat ditangani kemudian setelah segi keamanan publik ini sudah ditangani dengan baik. Intinya, manajemen krisis dibentuk guna melindungi organisasi dan stakeholder dari ancaman - ancaman yang membahayakan organisasi dan atau meminimalisir dampak ancaman - ancaman tersebut sehingga kemudian tidak bertambah parah.
Sebagai sebuah proses, manajemen krisis bukan hanya merupakan sebuah proses tersendiri atau berdiri sendiri. Melainkan ia dapat dibagi kedalam tiga tahapan penting yakni :
1. pra krisis
2. respon krisis
3. post krisis / setelah krisis
tahapan pra krisis dititikberatkan pada upaya pencegahan dan persiapan jika suatu saat timbul masalah atau krisis. tahapan respon krisis adalaah tahap dimana manajemen harus merespon krisis yang terjadi, sedangkan pada tahapan post krisis merupakan tahapan evaluasi mengenai upaya atau strategi apakah yang terbaik untuk menghadapi krisis selanjutnya yang mungkin muncul dikemudian hari.
TAHAP PRA KRISIS
Upaya pencegahan meliputi pembacaan atau analisis terhadap segala kemungkinan yang bakal muncul dan bagaimana meminimalisir resiko tersebut. Hal ini merupakan salah satu bagian dari program manajemen resiko organisasi. Tahap persiapan meliputi upaya untuk menciptakan rencana manajemen krisis, memilih dan memberikan instruksi atau mengajarkan manajemen krisis pada tim yang hendak di tunjuk sebagai tim manajemen krisis. Barton (2001) and Coombs (2006) mengatakan bahwa sebuah organisasi dapat mengelola krisis dengan baik jika mereka :
1. memiliki rencana menajemen krisis yang terus menerus diperbaharui sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, minimalnya diperbaharui setiap setahun sekali.
2. Memiliki tim manajemen krisis.
3. Mengadakan pelatihan terhadap kredibilitas, efektivitas dan kemampuan tim manajemen krisis setidaknya setahun sekali untuk mengetahui seberapa jauh mereka mampu menghadapi dan mengelola krisis.
4. memiliki atau mempersiapkan draft khusus yang bisa digunakan ketika terjadi krisis.
Rencana manajemen krisis
dalam bahasa inggris disebut sebagai crisis management plan (CMP) merupakan alat yang bisa dijadikan rujukan dan bukan merupakan rencana yang sifatnya kaku namun dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi yang ada. CMP menyediakan daftar kontak informasi, berbagai macam pengingat mengenai apa saja yang seharusnya ditangani ketika terjadi krisis, dan menyajikan formulasi - formulasi yang bisa digunakan untuk dokumen respon krisis. CMP bukan merupakan panduan yang sifatnya step by step mengenai bagaimana mengelola krisis. Akan tetapi, sebagaimana yang dikatakan oleh Barton (2001), Coombs (2007a), and Fearn-Banks (2001), bahwa CMP bisa membantu kita untuk menghemat waktu penanganan krisis dengan cara mempersiapkan strategi penanganan krisis, pengumpulan informasi. strategi penanganan krisis seperti dengan mempersiapkan tim manajemen krisis. Anggota tim tersebut harus mengetahui tentang apa saja tugas mereka dan apa saja kewajiban mereka selama krisis terjadi. intinya jobdesc harus benar - benar dipresentasikan dengan baik sehingga semua anggota tim manajemen krisis memahami dengan baik mengenai tugas - tugas mereka.
Tim manajemen krisis
Barton (2001) menyebutkan beberapa anggota tim manajemen krisis yang secara umum dipakai secara luas yakni berisi mereka - mereka yang berasal dari kalangan praktisi public relations, legal (praktisi hukum), pihak keamanan, teknis, keuangan, dan sumber daya manusia. Meskipun demikian, komposisi yang dimaksud sangat bergantung kepada jenis krisis itu sendiri. Seperti misalnya, tim manajemen krisis membutuhkan orang - orang yang memiliki latar belakang sebagai praktisi sistem informasi jika memang krisis yang dimaksud ada kaitannya dengan sistem komputerisasi. Kita mampu menghemat waktu sebaik - baiknya jika hal ini sudah kita persiapkan terlebih dahulu karena dengan begitu kita akan tahu dan merespon dengan cepat mengenai siapa yang akan dan mampu mengelola krisis itu pertama kali. Namun Agustine (1995) berpendapat bahwa rencana dan tim manajemen krisis yang telah dibuat atau dibentuk, hanya akan memberikan kontribusi yang sangat sedikit atau bahwa tidak mampu mengelola krisis dengan baik jika mereka belum pernah di tes kemampuan sebelumnya. Mitroff, Harrington, and Gia (1996), menekankan bahwa latihan atau training harus dilakukan sehingga mereka mampu membuat keputusan praktis ketika krisis benar - benar terjadi. Tiap - tiap krisis pada dasarnya memiliki ciri dan keunikan tersendiri bergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil oleh tim penanganan krisis.
public speaker / spokesperson / juru bicara
bagian yang memegang peranan penting dalam pelatihan tim penanganan krisis adalah pelatihan yang diberikan kepada seorang penbicara utama. Para anggota organisasi harus mempersiapkan diri mengenai apa yang harus dikatakan kepada media ketika krisis terjadi. Lerbinger (1997), Feran-Banks (2001), and Coombs (2007a), memberikan perhatian serius terhadap aspek media relation ketika krisis. Maka dari itu, media training harusnya sudah dilakukan sebelum krisis benar - benar terjadi. Beberapa langkah dalam media training :
1. Hindarkan untuk mengucapkan "no comment" karena publik akan merasa bahwa pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh organisasi dan hal ini juga secara tidak langsung memberikan kesan bahwa organisasi ini memang bersalah.
2. Berikan informasi sejelas - jelasnya dengan cara menghindarkan diri dari istilah - istilah teknis. bisa mengakibatkan kebingungan dan memberikan bahwa ada upaya untuk mengaburkan sesuatu.
3. Upayakan untuk terlihat tenang didepan kamera, dengan cara menghindarkan diri dari kesan gagap atau gugup yang bisa melahirkan kesan bahwa kita tengah berbohong. Seorang pembicara atau juru bicara harus memiliki kemampuan public speaking yang baik misalnya dengan cara melakukan kontak mata ketika pembicaraan berlangsung.
4. Ringkaslah semua informasi yang mungkin dibutuhkan publik sehingga tidak terjad kesimpang - siuran dan pesan utama atau pesan kunci yang akan disampaikan kepada stakeholder.
seorang praktisi publik relations memainkan peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan siapa yang akan ditunjuk sebagai juru bicara yang siap untuk menangani setiap pertanyaan yang diajukan oleh media. Media relation merupakan bagian public relations yang sangat bernilai dalam kaitannya dalam upaya penanganan krisis. Seorang Public relations officer dapat menyediakan atau menggelar pelatihan dan dukungan kepada mereka yang akan ditunjuk sebagai juru bicara karena dalam beberapa kasus juru bicara yang dimaksud justru bukan berasal dari kalangan public realtions officer sendiri.
Draft Pesan / redaksional pesan
seorang manajer krisis bisa membuat atau mendesain draft awal yang berisi pesan yang akan disampaikan ketika terjadi krisis. Lebih baik lagi jika draft ini dibuat menjadi sebuah template dengan beberapa titik yang akan diisi dengan informasi - informasi yang penting, jadi ketika krisis terjadi, mereka tinggal mengisi bagian - bagian yang kosong yang ada dalam template tersebut sehingga hal ini akan sangat menghemat waktu penanganan krisis.
Saluran komunikasi
Sebuah organisasi mungkin akan membuat sebuah website khusus yang akan digunakan saat terjadi krisis, terpisah dari website utama mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Taylor and Kent’s (2007), menemukan fakta bahwa website bisa menjadi solusi terbaik saluran komunikasi via internet ketika terjadi krisis. Website ini misalnya bisa berisi informasi mengenai penarikan produk berbahaya.Corporate Leadership Council (2003) menggarisbawahi bahwa website dapat membantu konsumen untuk negetahui apakah produknya termasuk yang ditarik dari pasaran atau bukan dan bagaimana penarikan tersebut akan dilaksanakan. Kemudian, media dna stakeholder akan beralih untuk menggunakan internet untuk mendapatkan informasi. Namun penggunaan website juga sifatnya kontekstual tergantung dari situasi dan kondisi yang mensyaratkan penggunaan saluran komunikasi mana yang lebih efektif.
Beberapa organisasi lainnya menggunakan jaringan intranet. intranet memiliki akses terbatas yakni hanya kepada mereka yang terhubung dengan jaringan intranet perusahaan saja misalnya karyawan. Intranet menyediakan akses langsung kepada pihak - pihak tertentu. jaringan intranet efektif untuk memberikan informasi secara massal kepada pihak - pihak yang dikehendaki saja.
Respon krisis
respon krisis adalah apa yang dilakukan dan apa yang dikatakan manajemen setelah terjadi krisis. Public relations officer memainkan peranan yang sangat penting dalam merespon krisis dengan cara membantu untuk mengembangkan pesan - pesan yang akan dikirimkan atau akan disampaikan kepada publik yang beragam. Terdapat dua bagian penting dalam tahapan respon krisis yakni :
1. Langkah pertama respon krisis
terdapat beberapa hal penting yakni :
- merespon krisis dengan cepat, minimalnya dalam jangka waktu satu jam sudah tersedia upaya yang harus dilakukan.
- akurat yakni dengan cara mengecek ulang semua fakta yang ada.
- konsisten. konsisten terhadap informasi yang hendak disampaikan, sebisa mungkin antar satu informasi dengan informasi lainnya tidak terjadi kontradiksi atau malah simpang siur.
- prioritas utama adalah segi keamanan publik.
- gunakan semua saluran komunikasi yang tersedia, meliputi internet, intranet, dan sistem pemberitahuan massal.
- perlihatkan perasaan simpati kepada korban.
- ingatlah untuk mengikutsertakan para pegawai atau karyawan dalam merespon krisis.
- persiapkan untuk membuat konseling untuk merehabilitasi tekanan dan trauma kepada para korban termasuk keluarganya dan termasuk juga para karyawan.
2. Strategi Pemulihan reputasi
Bill Benoit (1995; 1997) telah memberikan daftar mengenai bagaimana memulihkan reputasi organisasi, yakni :
- menyerang para penuduh, tujuannya supaya lahir kesepahaman atau mengehentikan serangan - serangan dari para penuduh yang beranggapan negatif terhadap organisasi.
- Penyangkalan atau penyanggahan. manajer krisis berupaya untuk menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada krisis yang terjadi.
- upayakan ada kambinghitam dari krisis yang terjadi.
- manajer krisis meminimalisir tanggung jawab organisasi dengan cara menolak anggapan bahwa organisasi tidak mampu menyelesaikan krisis. misalnya dengan provokasi (menyatakan bahwa krisis merupakan hasil dari respon atas aksi - aksi tertentu. Defeasibility ( bahwa kurangnya informasi dapat menyebabkan terjadinya krisis), accidental (bahwa krisis bisa terjadi akibat dari kurangnya kontrol terhadap suatu keadaan).
- Justifikasi. manajer krisis akan meminimalisir kerusakan - kerusakan yang dirasakan akibat dari krisis.
- Reminder. Manajer krisis akan mengingatkan para stakeholder mengenai upaya - upaya terbaik yang pernah dilakukan oleh organisasi.
- ingratiation. manajer krisis memuji para stakeholder atas apa yang sudah dilakukan.
- compensation. manajer krisis memberikan kompensasi kepada para korban.
- apology. manajer krisis memperlihatkan bahwa organisasi telah bertanggung jawab secara penuh dan meminta para stakeholder untuk meminta maaf.
berbicara mengenai tanggung jawab organisasi, maka terdapat beberapa jenis tanggung jawab organisasi, yakni :
1. korban krisis : tanggung jawab minimal
seperti korban bencana alam (disebabkan atas kondisi alam), rumor (akibat dari informasi yang salah yang sengaja diberikan atau disebarluaskan oleh pihak - pihak tertentu), kekerasan di tempat kerja (kekerasan oleh sesama karyawan), kerusakan produk (kerusakan yang disebabkan oleh pihak ketiga)
2. krisis kecelakaan : tanggung jawab rendah
tantangan (stakeholder menganggap bahwa organisasi telah melakukan cara yang salah), kecelakaan teknis (kerusakan atau kesalahan peralatan dan teknologi yang menyebabkan kecelakaan industri), kesalahan teknis produk berbahaya (kesalahan peralatan dan teknologi yang menyebabkan kesalahan produk sehingga menjadi berbahaya).
3. krisis yang bisa dicegah : tanggung jawab tinggi / besar
kecelakaan akibat dari human error (kecelakaan karena human error), produk yang berbahaya yang diakibatkan oleh faktor human error, kejahatan organisasi (organisasi melakukan kesalahan / kejahatan yang melawan hukum sehingga menempatkan stakeholder pada posisi yang berresiko)
tahapan paska krisis
tahapan ini adalah saat dimana organisasi berupaya untuk mengembalikan organisasi pada kondisi normal seperti sedia kala. Krisis bukan lagi pusat perhatian yang utama, namun demikian tetap saja masih harus diperhatikan dengan prosentase yang lebih rendah.
bebarapa hal yang dapat dilakukan pada tahapan paska krisis adalah :
1. Sampaikan semua informasi yang dijanjikan kepada para stakeholder, dan yang pantas diketahui seecpatnya.
2. Selalu memberikan pembaharuan informasi kepada stakeholder berkaitan dengan kemajuan - kemajuan yang telah dicapai.
3. Mengkaji manajamen krisis yang telah dilakukan sebagai bahan pelajaran untuk masa depan dan masukan hal ini kedalam sistem menajemen krisis.
Senin, 07 Desember 2009
Ruang Private Sekarang?
facebook lagi facebook lagi...dari yang muda sampai yang tua, dari yang di kota sampai ke kampung - kampung, dari politikus, mahasiswa, pedagang dan dari berbagai kalangan lainnya tidak lepas dari pengaruh salah satu situs pertemanan yang sedang booming ini. konon, facebok hanya butuh waktu tiga bulan saja untuk meraih jutaan penggunanya! mengalahkan perkembangan teknologi di bidang komunikasi lainnya.
Yang menarik dari demam facebook ini adalah fenomena komunikasi teks menjadi primadona lagi. saya pikir setelah kehadiran layanan video call dari berbagai provider selular dan fitur - fitur multimedia yang ditambahkan pada ponsel lantas akan menggantikan komunikasi teks (sms), dan berubah menjadi komunikasi visual melalui video call, atau mms. tapi ternyata tidak! popularitas video call kini digeser secara cepat oleh fenomena komunikasi teks melalui facebook, twitter, layanan chatting, dll yang sekarang dijadikan primadona bagi fasilitas pendukung di hp (bahkan menjadi fasilitas primer).
Dulu ketika teknologi komunikasi belum secanggih sekarang, orang sudah puas dengan komunikasi verbal dan tertulis melalui surat. Namun semenjak ditemukannya gelombang radio, orang - orang kemudian gandrung dengan komunikasi transmiter melalui gelombang radio. Kemudian ditemukanlah televisi, radio lama kelamaan mulai ditinggalkan dan berganti dengan komunikasi hiburan baru yang bernama televisi yang tidak hanya menawarkan kenikmatan secara audio namun juga visual. sekarang jamannya internet, yang memiliki kelebihan interaktivitas dan swa sensornya, lantas orang - orang pun gandrung dengan teknologi yang satu ini. Pun demikian dengan masa kejayaan komunikasi via teks (sms) yang secara perlahan tapi pasti telah menggeser popularitas surat pos untuk berkomunikasi dengan kerabat atau orang lain. itu adalah sekelumit tentang garis besar momen - momen penemuan besar dalam bidang teknologi komunikasi, balik lagi ke masalah facebook.
Dulu ketika mulai iklan - iklan menawarkan layanan video call sempat terpikir, wah setelah ini ada apa lagi? jangan - jangan komunikasi seperti di film - film the matrix, dengan visualisasi seseorang yang seakan "real". tapi ternyata tidak, sekarang orang - orang malah gandrung dengan komunikasi via teks seperti lewat facebook dan twitter. namun jika diperhatikan ternyata, isu utamanya bukan hanya terletak pada komunikasi teksnya itu, tapi lebih kepada perjuangan eksistensi seseorang, peralihan ruang privat ke wilayah publik. sekarang orang tidak perlu menjadi peramal untuk tahu apa yang sedang dilakukan orang lain dan tahu tentang kondisi emosional seseorang, cukup dengan memperhatikan status - status yang update setiap detiknya, kita akan tahu mereka sedang apa dan tengah merasakan apa. Misalnya, beberapa waktu belakangan ini, saya sempat memperhatikan beberapa status teman - teman, ternyata saya berhasil menjadi peramal 50% diantara teman - teman saya ternyata tengah dirundung masalah, sebagian besar masalah cinta. misalnya status "Sudah jangan pedulikan aku lagi, kamu pembohong!", "cinta...cinta...menyakitkan","semua yang kamu katakan itu bohong besar!", dan masih banyak status lainnya yang cukup bagi saya untuk mengambil kesimpulan bahwa mereka - mereka tengah bermasalah dengan masing - masing pasangannya. Beda lagi dengan status beberapa temen lainnya, "lagi mandi..", "habis makan seafood di...", "dating sama pacar..", dan status - status yang memberitahu kita segala aktivitas yang tengah dilakukan temen kita. Yang paling membuat terkejut bahwa hal - hal pribadi pun dibiarkan untuk konsumsi publik misalnya rumah tangga yang digoncang masalah, dengan santainya sang istri atau suami menulis status "dia selingkuh ...", "atau status aneh seperti "habis mimpi basah ni (what??)". Ah, tampaknya sudah tidak ada lagi ruang privat, bukan dipaksa tetapi kita secara sadar membuka ruang privat menjadi wilayah publik yang bisa dikonsumsi oleh siapa saja.
mungkin inilah jawabannya, sebagian besar atau hampir semuanya dari kita pengguna facebook, mengharapkan ada orang lain yang memberikan respon atas status kita. ini memang memiliki kenikmatan tersendiri. apalagi kalo jumlah komentarnya sampai ratusan, seakan kita menjadi selebritis facebook. diluar apa isi materi status kita, tak paduli apakah itu pantas diketahui banyak orang atau tidak. dari sini bisa kita ambil kesimpulan bahwa hal yang paling krusial disini adalah masalah pengakuan eksistensi diri seseorang ditengah komunitasnya. dan facebook berhasil menawarkan ide ini.
Yang menarik dari demam facebook ini adalah fenomena komunikasi teks menjadi primadona lagi. saya pikir setelah kehadiran layanan video call dari berbagai provider selular dan fitur - fitur multimedia yang ditambahkan pada ponsel lantas akan menggantikan komunikasi teks (sms), dan berubah menjadi komunikasi visual melalui video call, atau mms. tapi ternyata tidak! popularitas video call kini digeser secara cepat oleh fenomena komunikasi teks melalui facebook, twitter, layanan chatting, dll yang sekarang dijadikan primadona bagi fasilitas pendukung di hp (bahkan menjadi fasilitas primer).
Dulu ketika teknologi komunikasi belum secanggih sekarang, orang sudah puas dengan komunikasi verbal dan tertulis melalui surat. Namun semenjak ditemukannya gelombang radio, orang - orang kemudian gandrung dengan komunikasi transmiter melalui gelombang radio. Kemudian ditemukanlah televisi, radio lama kelamaan mulai ditinggalkan dan berganti dengan komunikasi hiburan baru yang bernama televisi yang tidak hanya menawarkan kenikmatan secara audio namun juga visual. sekarang jamannya internet, yang memiliki kelebihan interaktivitas dan swa sensornya, lantas orang - orang pun gandrung dengan teknologi yang satu ini. Pun demikian dengan masa kejayaan komunikasi via teks (sms) yang secara perlahan tapi pasti telah menggeser popularitas surat pos untuk berkomunikasi dengan kerabat atau orang lain. itu adalah sekelumit tentang garis besar momen - momen penemuan besar dalam bidang teknologi komunikasi, balik lagi ke masalah facebook.
Dulu ketika mulai iklan - iklan menawarkan layanan video call sempat terpikir, wah setelah ini ada apa lagi? jangan - jangan komunikasi seperti di film - film the matrix, dengan visualisasi seseorang yang seakan "real". tapi ternyata tidak, sekarang orang - orang malah gandrung dengan komunikasi via teks seperti lewat facebook dan twitter. namun jika diperhatikan ternyata, isu utamanya bukan hanya terletak pada komunikasi teksnya itu, tapi lebih kepada perjuangan eksistensi seseorang, peralihan ruang privat ke wilayah publik. sekarang orang tidak perlu menjadi peramal untuk tahu apa yang sedang dilakukan orang lain dan tahu tentang kondisi emosional seseorang, cukup dengan memperhatikan status - status yang update setiap detiknya, kita akan tahu mereka sedang apa dan tengah merasakan apa. Misalnya, beberapa waktu belakangan ini, saya sempat memperhatikan beberapa status teman - teman, ternyata saya berhasil menjadi peramal 50% diantara teman - teman saya ternyata tengah dirundung masalah, sebagian besar masalah cinta. misalnya status "Sudah jangan pedulikan aku lagi, kamu pembohong!", "cinta...cinta...menyakitkan","semua yang kamu katakan itu bohong besar!", dan masih banyak status lainnya yang cukup bagi saya untuk mengambil kesimpulan bahwa mereka - mereka tengah bermasalah dengan masing - masing pasangannya. Beda lagi dengan status beberapa temen lainnya, "lagi mandi..", "habis makan seafood di...", "dating sama pacar..", dan status - status yang memberitahu kita segala aktivitas yang tengah dilakukan temen kita. Yang paling membuat terkejut bahwa hal - hal pribadi pun dibiarkan untuk konsumsi publik misalnya rumah tangga yang digoncang masalah, dengan santainya sang istri atau suami menulis status "dia selingkuh ...", "atau status aneh seperti "habis mimpi basah ni (what??)". Ah, tampaknya sudah tidak ada lagi ruang privat, bukan dipaksa tetapi kita secara sadar membuka ruang privat menjadi wilayah publik yang bisa dikonsumsi oleh siapa saja.
mungkin inilah jawabannya, sebagian besar atau hampir semuanya dari kita pengguna facebook, mengharapkan ada orang lain yang memberikan respon atas status kita. ini memang memiliki kenikmatan tersendiri. apalagi kalo jumlah komentarnya sampai ratusan, seakan kita menjadi selebritis facebook. diluar apa isi materi status kita, tak paduli apakah itu pantas diketahui banyak orang atau tidak. dari sini bisa kita ambil kesimpulan bahwa hal yang paling krusial disini adalah masalah pengakuan eksistensi diri seseorang ditengah komunitasnya. dan facebook berhasil menawarkan ide ini.
Sabtu, 05 Desember 2009
WELCOME TO THE WORLD OF SOCIALNOMICS
Pertanyaan? apakah situs - situs pertemanan itu digunakan hanya untuk sekedar keisengan saja?
ataukah sebuah lompatan terbesar dalam bidang ekonomi setelah revolusi industri?
tahukah anda bahwa sekarang hampir 96% populasi di amerika bahkan dunia telah bergabung dengan jaringan situs pertemanan?
tahukah anda bahwa situs pertemanan telah berhasil mengambil alih situs porno pada urutan teratas dalam aktivitas virtual?
tahukah anda bahwa setahun belakangan ini 1 hingga 8 pasangan di amerika telah menikah dan mereka awalnya bertemu dalam situs pertemanan?
mari kita bandingkan!!
tahukah anda bahwa RADIO membutuhkan waktu hingga 38 TAHUN untuk mencapai jumlah 50 JUTA pemakainya?
tahukah anda bahwa TELEVISI membutuhkan waktu 13 TAHUN untuk mencapai jumlah 50 JUTA pemakainya?
tahukah anda bahwa INTERNET membutuhkan waktu 4 TAHUN untuk mencapai jumlah 50 JUTA pemakainya?
tahukah anda bahwa IPOD membutuhkan waktu 3 TAHUN untuk mencapai jumlah 50 JUTA pemakainya?
INI YANG MENGHEBOHKAN
FACEB*OK HANYA BUTUH WAKTU KURANG DARI 9 BULAN UNTUK MERAIH LEBIH DARI 100 JUTA PEMAKAI!!!
dan IPOD MERAIH 1 MILYAR AKSES USER YANG MENGGUNAKAN APLIKASI DOWNLOAD MUSIK DALAM KURUN WAKTU KURANG DARI 9 BULAN!
FAKTA LAINNYA
jika kita ibaratkan FACEB*OK itu adalah suatu negara, maka ia akan menjadi negara dengan jumlah populasi TERBESAR ke 4 di dunia!
BANDINGKAN!
1. China
2. India
3. United States
4. FACEB*OK
5. Indonesia
6. Brazil
7. Pakistan
8. Bangladesh
fakta lainnya
1. dept pendidikan amerika berhasil mengungkapkan bahwa proses belajar kini lebih banyak menggunakan layanan virtual dari pada belajar tatap muka.
2. 80% perusahaan amerika kini menggunakan layanan virtual (link) sebagai media utama untuk menjaring karyawan baru.
3. pertumbuhan populasi paling cepat di dalam faceb*ok adalah kaum wanita dalam rentang usia 55 - 65 tahun.
4. Jumlah followers Twitt*r Ashton Kutcher dan Dlen DeCeneres MELEBIHI populasi seluruh negara NORWEGIA, PANAMA DAN IRLANDIA. dan hampir 80% pengguna Twitt*r menggunakan layanan via mobile phone, setiap orang dapat terhubung dan update status dimana dan kapan saja.
5. Yout*be menjadi mesin pencari kedua di dunia dan memiliki lebih dari 100.000.000 video!
6. wikiped*a berasal dari kata wiki (bahasa hawai) yang artinya cepat dan telah memiliki lebih dari 13 juta artikel!
7. ada lebih dari 200.000.000 blog dan 54% blogger posting setiap harinya serta 34 % blogger posting opini seputar masalah produk dan merek2 dagang.
8. web H*lu.com dengan begitu pesat berkembang dari 63 juta file stream pada april 2008, menjadi 373 juta file stream pada april 2009!
9. 70% populasi dunia yang berusia antara 18 - 34 tahun menggunakan layanan streaming untuk menikmati siaran televisi.dan 25% orang amerika pada bulan lalu mengakui bahwa mereka menikmati video - video durasi pendek lewat hape.
PIKIRKAN ketika kita bisa terhubung dengan jaringan internet dimana saja dan kapan saja, MAKA
1. KITA TIDAK LAGI MENCARI INFORMASI ATAU BERITA, MELAINKAN BERITA ATAU INFORMASI ITU YANG AKAN MENEMUKAN KITA!
2. BEBERAPA TAHUN KE DEPAN KITA TIDAK AKAN LAGI MENCARI PRODUK DAN LAYANAN JASA, TAPI MEREKA AKAN MENEMUKAN KITA VIA SOCIAL MEDIA!
social media bukan hanya sekedar keisengan belaka, melainkan ia merupakan lompatan paling fundamental mengenai bagaimana cara kita berkomunikasi (lebih dari 1,5 juta konten baik itu link, note, photo, blog di share via faceb*ok setiap detiknya).
James Carville (1992) mengatakan "it's the economy stupid" TAPI pada tahun 2009 Erik Qualman mengatakan bahwa "IT'S A PEOPLE DRIVEN ECONOMY STUPID"
beberapa perusahaan yang berhasil lewat social media, tidak berbeda dengan apa yang dikatakan oleh dale carnegie dan david ogilvy "LISTENING FIRST, SELLING SECOND"
JADI,
WELCOME TO THE WORLD OF SOCIALNOMICS!
pertanyaannya, SUDAH SIAPKAH KITA?
CMIIW
salute to Marshall McLuhan yang mengenalkan tentang GLOBAL VILLAGE
ataukah sebuah lompatan terbesar dalam bidang ekonomi setelah revolusi industri?
tahukah anda bahwa sekarang hampir 96% populasi di amerika bahkan dunia telah bergabung dengan jaringan situs pertemanan?
tahukah anda bahwa situs pertemanan telah berhasil mengambil alih situs porno pada urutan teratas dalam aktivitas virtual?
tahukah anda bahwa setahun belakangan ini 1 hingga 8 pasangan di amerika telah menikah dan mereka awalnya bertemu dalam situs pertemanan?
mari kita bandingkan!!
tahukah anda bahwa RADIO membutuhkan waktu hingga 38 TAHUN untuk mencapai jumlah 50 JUTA pemakainya?
tahukah anda bahwa TELEVISI membutuhkan waktu 13 TAHUN untuk mencapai jumlah 50 JUTA pemakainya?
tahukah anda bahwa INTERNET membutuhkan waktu 4 TAHUN untuk mencapai jumlah 50 JUTA pemakainya?
tahukah anda bahwa IPOD membutuhkan waktu 3 TAHUN untuk mencapai jumlah 50 JUTA pemakainya?
INI YANG MENGHEBOHKAN
FACEB*OK HANYA BUTUH WAKTU KURANG DARI 9 BULAN UNTUK MERAIH LEBIH DARI 100 JUTA PEMAKAI!!!
dan IPOD MERAIH 1 MILYAR AKSES USER YANG MENGGUNAKAN APLIKASI DOWNLOAD MUSIK DALAM KURUN WAKTU KURANG DARI 9 BULAN!
FAKTA LAINNYA
jika kita ibaratkan FACEB*OK itu adalah suatu negara, maka ia akan menjadi negara dengan jumlah populasi TERBESAR ke 4 di dunia!
BANDINGKAN!
1. China
2. India
3. United States
4. FACEB*OK
5. Indonesia
6. Brazil
7. Pakistan
8. Bangladesh
fakta lainnya
1. dept pendidikan amerika berhasil mengungkapkan bahwa proses belajar kini lebih banyak menggunakan layanan virtual dari pada belajar tatap muka.
2. 80% perusahaan amerika kini menggunakan layanan virtual (link) sebagai media utama untuk menjaring karyawan baru.
3. pertumbuhan populasi paling cepat di dalam faceb*ok adalah kaum wanita dalam rentang usia 55 - 65 tahun.
4. Jumlah followers Twitt*r Ashton Kutcher dan Dlen DeCeneres MELEBIHI populasi seluruh negara NORWEGIA, PANAMA DAN IRLANDIA. dan hampir 80% pengguna Twitt*r menggunakan layanan via mobile phone, setiap orang dapat terhubung dan update status dimana dan kapan saja.
5. Yout*be menjadi mesin pencari kedua di dunia dan memiliki lebih dari 100.000.000 video!
6. wikiped*a berasal dari kata wiki (bahasa hawai) yang artinya cepat dan telah memiliki lebih dari 13 juta artikel!
7. ada lebih dari 200.000.000 blog dan 54% blogger posting setiap harinya serta 34 % blogger posting opini seputar masalah produk dan merek2 dagang.
8. web H*lu.com dengan begitu pesat berkembang dari 63 juta file stream pada april 2008, menjadi 373 juta file stream pada april 2009!
9. 70% populasi dunia yang berusia antara 18 - 34 tahun menggunakan layanan streaming untuk menikmati siaran televisi.dan 25% orang amerika pada bulan lalu mengakui bahwa mereka menikmati video - video durasi pendek lewat hape.
PIKIRKAN ketika kita bisa terhubung dengan jaringan internet dimana saja dan kapan saja, MAKA
1. KITA TIDAK LAGI MENCARI INFORMASI ATAU BERITA, MELAINKAN BERITA ATAU INFORMASI ITU YANG AKAN MENEMUKAN KITA!
2. BEBERAPA TAHUN KE DEPAN KITA TIDAK AKAN LAGI MENCARI PRODUK DAN LAYANAN JASA, TAPI MEREKA AKAN MENEMUKAN KITA VIA SOCIAL MEDIA!
social media bukan hanya sekedar keisengan belaka, melainkan ia merupakan lompatan paling fundamental mengenai bagaimana cara kita berkomunikasi (lebih dari 1,5 juta konten baik itu link, note, photo, blog di share via faceb*ok setiap detiknya).
James Carville (1992) mengatakan "it's the economy stupid" TAPI pada tahun 2009 Erik Qualman mengatakan bahwa "IT'S A PEOPLE DRIVEN ECONOMY STUPID"
beberapa perusahaan yang berhasil lewat social media, tidak berbeda dengan apa yang dikatakan oleh dale carnegie dan david ogilvy "LISTENING FIRST, SELLING SECOND"
JADI,
WELCOME TO THE WORLD OF SOCIALNOMICS!
pertanyaannya, SUDAH SIAPKAH KITA?
CMIIW
salute to Marshall McLuhan yang mengenalkan tentang GLOBAL VILLAGE
Kamis, 09 Juli 2009
Tradisi Semoitika dalam Ranah Ilmu Komunikasi
Tradisi ini melihat komunikasi sebagai sebuah proses produksi dan pertukaran makna. Mazhab ini menaruh perhatian serius kepada bagaimana pesan berhubungan dengan penerimanya dalam memproduksi makna. Message atau pesan dalam mazhab ini disebut sebagai teks. Dalam kaitannya dengan produk media, seluruh pesan media dalam bentuk tulisan, visual, audio, bahkan audiovisual sekalipun akan dianggap sebagai teks. Jangkauan pemaknaan akan sangat tergantung pada pengalaman budaya dari receiver, yang dalam tradisi semiotik disebut sebagai ‘pembaca’ (reader). Tradisi semiotika tidak pernah menganggap terdapatnya kegagalan pemaknaan, karena setiap ‘pembaca’ mempunyai pengalaman budaya yang relatif berbeda, sehingga pemaknaan diserahkan kepada pembaca. Dengan demikian istilah kegagalan komunikasi (misscommunication) tidak pernah berlaku dalam tradisi ini, karena setiap orang berhak memaknai teks dengan cara yang berbeda. Maka makna menjadi sebuah pengertian yang cair, tergantung pada frame budaya pembacanya .
Charles Sanders Pierce menggunakan teori segitiga makna dalam memahami komunikasi sebagai proses produksi makna. Segitiga ini terdiri dari sign, object dan interpretant.
Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dibenak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Jika ketiga elemen makna itu berinteraksi satu sama lainnya, maka munculah makna yang diwakili oleh tanda itu sendiri.
Keberadaan media menurut Pierce tidak bisa dianggap netral dalam memberikan jasa informasi dan hiburan kepada khalayaknya. Media massa tidak hanya dianggap sekedar sebagai hubungan antara pengirim pesan pada satu pihak dengan penerima pesan di pihak lain. Akan tetapi media dapat dilihat pula sebagai produksi dan pertukaran makna yang menitikberatkan pada bagaimana pesan atau teks harus berinteraksi dengan orang untuk memproduksi makna berkaitan dengan peran teks didalam kebudayaan.
Charles Sanders Pierce menggunakan teori segitiga makna dalam memahami komunikasi sebagai proses produksi makna. Segitiga ini terdiri dari sign, object dan interpretant.
Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dibenak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Jika ketiga elemen makna itu berinteraksi satu sama lainnya, maka munculah makna yang diwakili oleh tanda itu sendiri.
Keberadaan media menurut Pierce tidak bisa dianggap netral dalam memberikan jasa informasi dan hiburan kepada khalayaknya. Media massa tidak hanya dianggap sekedar sebagai hubungan antara pengirim pesan pada satu pihak dengan penerima pesan di pihak lain. Akan tetapi media dapat dilihat pula sebagai produksi dan pertukaran makna yang menitikberatkan pada bagaimana pesan atau teks harus berinteraksi dengan orang untuk memproduksi makna berkaitan dengan peran teks didalam kebudayaan.
Perpsektif Interpretatif dan Obyektif dalam Penelitian Ilmu Komunikasi
A theory is not just an explanation it is a way of packaging reality, a way of understanding it. Human beings always represent reality symbolically, and we are always operating in the realm of theory. A theory is a system of thought, a way of looking, we can never ‘view” reality purely. Instead, we must use a set of concept and symbols to define what we see, and our theories provide the lenses with which we observe and experience the world.(Teori tidak hanya dipahami sebagai sebuah penjelasan semata, akan tetapi lebih dari itu sebuah teori merupakan sebuah sistem mengenai cara berfikir dan bagaimana memahami dan melihat sesuatu, serta teori merupakan jalan untuk mengemas realitas dan bagaimana caranya memahaminya. Dengan memakai teori, maka kita akan mampu menjelajahi dan memahami dunia berserta dengan fenomena – fenomena yang terjadi didalamnya).
Berbicara mengenai teori, Griffin dalam bukunya A First Look at Communication Sciene membagi dua perspektif utama dalam memahami fenomena - fenomena sosial yang diilakukan lewat sebuah penelitian khususnya dalam kajian ilmu komunikasi. Yakni perspektif obyektif dan perspektif interpretatif.
Baik itu perspektif obyektif maupun perspektif interpretatif, keduanya berada dalam jalur ilmu sosial, namun demikian terdapat perbedaan sebagaimana yang diungkapkan Littlejohn bahwa perspektif interpretative ditandai dengan adanya sebuah pemahaman atau interpretasi yang kreatif dari peneliti yang artinya juga membuka sisi – sisi subyektifitas peneliti. Mengingat ilmu komunikasi merupakan salah satu ilmu yang berada dalam jalur ilmu sosial atau humanitis, maka kedua perspektif ini secara langsung memberikan pengaruh yang cukup besar dalam kajian ilmu komunikasi.
Meskipun kedua perspektif ini dapat diterapkan dalam penelitian komunikasi, akan tetapi baik itu perspektif obyektif maupun perspektif interpretatif memiliki sejumlah perbedaan dalam beberapa hal, antara lain dalam hal metode penelitian yang digunakan, pengambilan kesimpulan penelitian serta bagaimana posisi peneliti ketika memulai penelitian.
Para penganut aliran interpretative meyakini bahwa kebenaran bersifat subjektif dan makna dapat dipahami dari hasil interpretasi subyektif, serta meyakini bahwa teks memiliki makna yang beragam tergantung dari subyek yang menginterpretasikannya.
Perspektif interpretatif juga meyakini bahwa realitas dipandang sebagai bentukan dari interaksi manusia yang penuh dengan makna atau meaningfull social action. Maka dari itu, realitas dipahami sebagai pemaknaan (meaning) dimana hanya bisa ditafsirkan atau verstehen dan hendak dilukiskan secara mendalam. Pandangan ini sesuai dengan filsafat rasionalitas yang memandang bahwa individu dengan rasionalitasnya mampu menemukan kebenaran, bahkan filsafat ini meyakini bahwa kebenaran tersebut sebenarnya sudah ada dalam diri manusia itu sendiri, karenanya tidak dicari diluar dirinya. Karena dasar ilmu pengetahuan kemudian berasal dari rasionalitas manusia atau pemaknaan tadi maka ilmu pengetahuan itu tidak bersifat objektif dan tidak bersifat universal. Ilmu pengetahuan semata menggambarkan kekhasan pengalaman suatu kelompok manusia dalam konteks tertentu.
Terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi supaya teori interpretatif dapat dikatakan baik, antara lain; Pertama, harus mampu menawarkan gagasan – gagasan baru dan memberikan pemahaman baru pula yang bermanfaat bagi dunia. Kedua, teori interpretatif harus mampu membawa nilai – nilai kemanusiaan kearah nilai yang terbuka. Ketiga, mampu membangkitkan semangat estetis. Artinya bahwa hal ini akan mampu membangkitkan imajinasi para peneliti dalam menginterpretasikan sesuatu. Keempat, teori interpretatif dikatakan baik jika hasil penelitiannya banyak disepakati dan didukung oleh pihak lain dari disiplin ilmu sejenis, meskipun pada dasarnya dihasilkan dari interpretasi subyektif akan tetapi dukungan dari pihak lain dapat membuat hasil penelitian tersebut terlihat teruji validitasnya. Kelima, bahwa teori interpretatif bisa dikatakan baik jika hasilnya dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat.
sekarang kita sedikit membahas mengenai perspektif obyektif. perpsektif ini meyakini bahwa hanya ada satu kebenaran diluar sana, hanya ada satu realitas diuar sana yang tengah menanti kita untuk mengungkapkannya dengan menggunakan panca indera yang kita miliki. Bagi penganut perspektif ini, prinsip seing is believing dipegang teguh. Mereka juga percaya jika satu prinsip telah berhasil diketahui dan telah dinyatakan valid, maka selamanya ia akan diyakini sebagai kebenaran selama kondisi dan situasinya relative sama.
Berkaitan dengan perilaku manusia, perspektif ini menyakini bahwa perilaku manusia merupakan hasil bentukan dari factor luar yang sifatnya memaksa dan berada di luar kesadarannya. Perilaku terbentuk dari hasil hubungan antara stimulus – respon.
Penganut aliran ini menjunjung tinggi prinsip – prinsip obyektifitas semenjak mereka meyakini bahwa hanya ada satu kebenaran di luar sana. Para penganutnya berupaya untuk membuat sebuah hukum universal yang mampu menjawab berbagai macam fenomena perilaku manusia yang hadir dalam berbagai situasi. Yakni dengan cara menguji hipotesis atau membuat hipotesis dan kemudian membuktikannya atau mengujinya. Dalam pengujiannya ini, metode penelitian yang secara umum digunakan adalah dengan menggunakan metode eksperimen dan survey yang kerap digunakan dengan jenis penelitian kuantitatif.
Baik itu perspektif obyektif maupun perspektif interpretatif, keduanya berada dalam jalur ilmu sosial, namun demikian terdapat perbedaan sebagaimana yang diungkapkan Littlejohn bahwa perspektif interpretative ditandai dengan adanya sebuah pemahaman atau interpretasi yang kreatif dari peneliti yang artinya juga membuka sisi – sisi subyektifitas peneliti. Mengingat ilmu komunikasi merupakan salah satu ilmu yang berada dalam jalur ilmu sosial atau humanitis, maka kedua perspektif ini secara langsung memberikan pengaruh yang cukup besar dalam kajian ilmu komunikasi.
Meskipun kedua perspektif ini dapat diterapkan dalam penelitian komunikasi, akan tetapi baik itu perspektif obyektif maupun perspektif interpretatif memiliki sejumlah perbedaan dalam beberapa hal, antara lain dalam hal metode penelitian yang digunakan, pengambilan kesimpulan penelitian serta bagaimana posisi peneliti ketika memulai penelitian.
Para penganut aliran interpretative meyakini bahwa kebenaran bersifat subjektif dan makna dapat dipahami dari hasil interpretasi subyektif, serta meyakini bahwa teks memiliki makna yang beragam tergantung dari subyek yang menginterpretasikannya.
Perspektif interpretatif juga meyakini bahwa realitas dipandang sebagai bentukan dari interaksi manusia yang penuh dengan makna atau meaningfull social action. Maka dari itu, realitas dipahami sebagai pemaknaan (meaning) dimana hanya bisa ditafsirkan atau verstehen dan hendak dilukiskan secara mendalam. Pandangan ini sesuai dengan filsafat rasionalitas yang memandang bahwa individu dengan rasionalitasnya mampu menemukan kebenaran, bahkan filsafat ini meyakini bahwa kebenaran tersebut sebenarnya sudah ada dalam diri manusia itu sendiri, karenanya tidak dicari diluar dirinya. Karena dasar ilmu pengetahuan kemudian berasal dari rasionalitas manusia atau pemaknaan tadi maka ilmu pengetahuan itu tidak bersifat objektif dan tidak bersifat universal. Ilmu pengetahuan semata menggambarkan kekhasan pengalaman suatu kelompok manusia dalam konteks tertentu.
Terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi supaya teori interpretatif dapat dikatakan baik, antara lain; Pertama, harus mampu menawarkan gagasan – gagasan baru dan memberikan pemahaman baru pula yang bermanfaat bagi dunia. Kedua, teori interpretatif harus mampu membawa nilai – nilai kemanusiaan kearah nilai yang terbuka. Ketiga, mampu membangkitkan semangat estetis. Artinya bahwa hal ini akan mampu membangkitkan imajinasi para peneliti dalam menginterpretasikan sesuatu. Keempat, teori interpretatif dikatakan baik jika hasil penelitiannya banyak disepakati dan didukung oleh pihak lain dari disiplin ilmu sejenis, meskipun pada dasarnya dihasilkan dari interpretasi subyektif akan tetapi dukungan dari pihak lain dapat membuat hasil penelitian tersebut terlihat teruji validitasnya. Kelima, bahwa teori interpretatif bisa dikatakan baik jika hasilnya dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat.
sekarang kita sedikit membahas mengenai perspektif obyektif. perpsektif ini meyakini bahwa hanya ada satu kebenaran diluar sana, hanya ada satu realitas diuar sana yang tengah menanti kita untuk mengungkapkannya dengan menggunakan panca indera yang kita miliki. Bagi penganut perspektif ini, prinsip seing is believing dipegang teguh. Mereka juga percaya jika satu prinsip telah berhasil diketahui dan telah dinyatakan valid, maka selamanya ia akan diyakini sebagai kebenaran selama kondisi dan situasinya relative sama.
Berkaitan dengan perilaku manusia, perspektif ini menyakini bahwa perilaku manusia merupakan hasil bentukan dari factor luar yang sifatnya memaksa dan berada di luar kesadarannya. Perilaku terbentuk dari hasil hubungan antara stimulus – respon.
Penganut aliran ini menjunjung tinggi prinsip – prinsip obyektifitas semenjak mereka meyakini bahwa hanya ada satu kebenaran di luar sana. Para penganutnya berupaya untuk membuat sebuah hukum universal yang mampu menjawab berbagai macam fenomena perilaku manusia yang hadir dalam berbagai situasi. Yakni dengan cara menguji hipotesis atau membuat hipotesis dan kemudian membuktikannya atau mengujinya. Dalam pengujiannya ini, metode penelitian yang secara umum digunakan adalah dengan menggunakan metode eksperimen dan survey yang kerap digunakan dengan jenis penelitian kuantitatif.
Selasa, 12 Mei 2009
Cinta Yang Tak Pernah Tampak
Cinta Yang Tak Pernah Tampak
Suatu malam, di sebuah stasiun radio, sedang berlangsung acara dimana orang-orang berbagi pengalaman hidup mereka. Perhatian saya yang semula tercurah pada tugas statistik beralih ketika seorang wanita bercerita tentang ayahnya. Wanita ini adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sejak kecil ia sering dimarahi oleh ayahnya. Di mata sang ayah, tak satupun yang dikerjakan olehnya benar. Setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan.
Pada waktu ia berumur 17 tahun, tak sepatah ucapan selamat pun yang keluar dari mulut ayahnya. Hal ini membuat wanita itu semakin membenci ayahnya. Sosok ayah yang melekat dalam dirinya adalah sosok yang pemarah dan tidak memperhatikan dirinya. Akhirnya ia memberontak dan tak pernah satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya.
Beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah wanita itu meninggal dunia akibat penyakit kanker yang tak pernah ia ceritakan kepada siapapun kecuali pada istrinya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, namun di dalam diri wanita itu masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya.
Suatu hari ketika membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum, ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dan diatasnya tertulis "Untuk Anakku Tersayang". Dengan hati-hati diambilnya bingkisan tersebut dan mulai membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan dan sebuah buku yang telah lama ia idam-idamkan. Disamping kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan berwarna merah muda, warna kesukaannya. Perlahan ia membuka kartu tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada di dalamnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya.
Ya Tuhan,Terima kasih karena Engkau mempercayai diriku yang rendah ini. Untuk memperoleh karunia terbesar dalam hidupku Kumohon Ya Tuhan, Jadikan buah kasih hambaMu ini Orang yang berarti bagi sesamanya dan bagiMu. Jangan kau berikan jalan yang lurus dan luas membentang Berikan pula jalan yang penuh liku dan duri Agar ia dapat meresapi kehidupan dengan seutuhnya. Sekali lagi kumohon Ya Tuhan, Sertailah anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh Jadikan ia sesuai dengan kehendakMu Selamat ulang tahun anakku Doa
ayah selalu menyertaimu.
Meledaklah tangis sang anak usai membaca tulisan yang terdapat dalam kartu tersebut. Ibunya menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Dalam pelukan ibunya, ia menceritakan semua tentang bingkisan dan tulisan yang terdapat dalam kartu ulang tahunnya. Ibu wanita itu akhirnya menceritakan bahwa ayah memang sengaja merahasiakan penyakitnya dan mendidik anaknya dengan keras agar sang anak menjadi wanita yang kuat, tegar dan tidak terlalu kehilangan sosok ayahnya ketika ajal menjemput akibat penyakit yang diderita ........
Suatu malam, di sebuah stasiun radio, sedang berlangsung acara dimana orang-orang berbagi pengalaman hidup mereka. Perhatian saya yang semula tercurah pada tugas statistik beralih ketika seorang wanita bercerita tentang ayahnya. Wanita ini adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sejak kecil ia sering dimarahi oleh ayahnya. Di mata sang ayah, tak satupun yang dikerjakan olehnya benar. Setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan.
Pada waktu ia berumur 17 tahun, tak sepatah ucapan selamat pun yang keluar dari mulut ayahnya. Hal ini membuat wanita itu semakin membenci ayahnya. Sosok ayah yang melekat dalam dirinya adalah sosok yang pemarah dan tidak memperhatikan dirinya. Akhirnya ia memberontak dan tak pernah satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya.
Beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah wanita itu meninggal dunia akibat penyakit kanker yang tak pernah ia ceritakan kepada siapapun kecuali pada istrinya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, namun di dalam diri wanita itu masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya.
Suatu hari ketika membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum, ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dan diatasnya tertulis "Untuk Anakku Tersayang". Dengan hati-hati diambilnya bingkisan tersebut dan mulai membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan dan sebuah buku yang telah lama ia idam-idamkan. Disamping kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan berwarna merah muda, warna kesukaannya. Perlahan ia membuka kartu tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada di dalamnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya.
Ya Tuhan,Terima kasih karena Engkau mempercayai diriku yang rendah ini. Untuk memperoleh karunia terbesar dalam hidupku Kumohon Ya Tuhan, Jadikan buah kasih hambaMu ini Orang yang berarti bagi sesamanya dan bagiMu. Jangan kau berikan jalan yang lurus dan luas membentang Berikan pula jalan yang penuh liku dan duri Agar ia dapat meresapi kehidupan dengan seutuhnya. Sekali lagi kumohon Ya Tuhan, Sertailah anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh Jadikan ia sesuai dengan kehendakMu Selamat ulang tahun anakku Doa
ayah selalu menyertaimu.
Meledaklah tangis sang anak usai membaca tulisan yang terdapat dalam kartu tersebut. Ibunya menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Dalam pelukan ibunya, ia menceritakan semua tentang bingkisan dan tulisan yang terdapat dalam kartu ulang tahunnya. Ibu wanita itu akhirnya menceritakan bahwa ayah memang sengaja merahasiakan penyakitnya dan mendidik anaknya dengan keras agar sang anak menjadi wanita yang kuat, tegar dan tidak terlalu kehilangan sosok ayahnya ketika ajal menjemput akibat penyakit yang diderita ........
Manajemen Waktu
Manajemen Waktu
Suatu hari, seorang ahli 'Managemen Waktu' berbicara didepan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya.
Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia berkata:
"Baiklah, sekarang waktunya kuis!"
Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya:
"Apakah toples ini sudah penuh?" Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah!"
Kemudian dia berkata, "Benarkah?"
Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi:" Apakah toples ini sudah penuh?"
Kali ini para siswanya hanya tertegun, "Mungkin belum!", salah satu dari siswanya menjawab.
"Bagus!" jawabnya.
Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya,
"Apakah toples ini sudah penuh?"
"Belum!" serentak para siswanya menjawab.
Sekali lagi dia berkata, "Bagus!" Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan bertanya:
"Apakah maksud dari ilustrasi ini?"
Seorang siswanya yg antusias langsung menjawab,
"Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya!"
"Bukan!", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa :
JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN,
MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR
ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.
"Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin 'masa depan', anak-ankmu, suami/istrimu,
orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg
kamu anggap paling berharga dalam hidupmu".
Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya.
Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidupmu".
Suatu hari, seorang ahli 'Managemen Waktu' berbicara didepan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya.
Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia berkata:
"Baiklah, sekarang waktunya kuis!"
Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.
Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya:
"Apakah toples ini sudah penuh?" Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah!"
Kemudian dia berkata, "Benarkah?"
Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi:" Apakah toples ini sudah penuh?"
Kali ini para siswanya hanya tertegun, "Mungkin belum!", salah satu dari siswanya menjawab.
"Bagus!" jawabnya.
Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya,
"Apakah toples ini sudah penuh?"
"Belum!" serentak para siswanya menjawab.
Sekali lagi dia berkata, "Bagus!" Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan bertanya:
"Apakah maksud dari ilustrasi ini?"
Seorang siswanya yg antusias langsung menjawab,
"Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya!"
"Bukan!", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa :
JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN,
MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR
ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.
"Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin 'masa depan', anak-ankmu, suami/istrimu,
orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg
kamu anggap paling berharga dalam hidupmu".
Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya.
Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidupmu".
Mampukah Kita Mencintai Tanpa Syarat?
Mampukah Kita Mencintai Tanpa Syarat?
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun.
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.........bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka." Anak2ku......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah......tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."
Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak Suyatno bercerita.
"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun.
Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.........bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka." Anak2ku......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah......tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."
Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak Suyatno bercerita.
"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.
Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"
Mandikan Aku Bunda ...
Mandikan Aku Bunda ...
Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran. Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.
Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.
Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak. ''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kataRani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.
Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.
Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.
Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?'' Saya diam saja. Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.
- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
- Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang2 di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
- Pelajaran yang sangat menyedihkan.
Semoga yang membacanya bisa mengambil makna yang terkandung dalam kisah tsb.
Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran. Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.
Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.
Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak. ''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kataRani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.
Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.
Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.
Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?'' Saya diam saja. Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.
- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
- Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang2 di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
- Pelajaran yang sangat menyedihkan.
Semoga yang membacanya bisa mengambil makna yang terkandung dalam kisah tsb.
Catatan Harian Seorang Pramugari ..
Catatan Harian Seorang Pramugari ..
Artikel yang sangat menarik, lagi - lagi lupa sumbernya darimana ...
Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.
Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak
diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua
orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap
terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.
Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya dikantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga.
Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah
kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu
bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas
kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang. Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan,
hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia
menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya
sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.
Artikel yang sangat menarik, lagi - lagi lupa sumbernya darimana ...
Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.
Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak
diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua
orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap
terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.
Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya dikantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga.
Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah
kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu
bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas
kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang. Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan,
hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia
menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya
sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.
Jangan Benci Saya Mom...
Jangan Benci Saya Mom..
Cerita yang sangat menarik, sayangnya saya lupa sumber artikel ini darimana..
Saya ibu terburuk di dunia ini
Oh, Tuhan, ijinkan aku menceritakan hal ini..., sebelum ajal menjemputku...
20 tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan,tampan namun,terlihat agak bodoh... Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga.
Ditahun kedua setelah Eric dilahirkan sayapun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah... Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup.
Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya dengan beserta Eric yang sedang tertidur lelap. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang.
Setahun..., 2 tahun..., 5 tahun..., 10 tahun... telah berlalu sejak kejadian itu. Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Ia adalah seorang pastor di gereja St. Maria. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.
Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam... Malam dimana saya bermimpi tentang seorang anak...Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali... Ia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum ia berkata,
"Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada mommy!"
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric...? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar di kepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.
Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati...,mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya.
Ya Eric, mommy akan menjemputmu Eric...
Sore itu saya memarkir mobil Civic biru saya disamping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu," tapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak... Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian.
Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric... Eric... Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu.
Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu... Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apapun juga! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya.
Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya...
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, sayapun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja.
Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua.
Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau, "Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?"
Dengan memberanikan diri, sayapun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai
pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."
Sayapun membaca tulisan di kertas itu, "Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... Katakan dimana ia sekarang? Saya berjanji akan menyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan...!!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
"Nyonya, semua sudah terlambat (dengan nada lembut). Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada didalam sana... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana. Nyonya, dosa anda tidak terampuni!"
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
Marry Scheleery
Cerita yang sangat menarik, sayangnya saya lupa sumber artikel ini darimana..
Saya ibu terburuk di dunia ini
Oh, Tuhan, ijinkan aku menceritakan hal ini..., sebelum ajal menjemputku...
20 tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan,tampan namun,terlihat agak bodoh... Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga.
Ditahun kedua setelah Eric dilahirkan sayapun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah... Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup.
Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya dengan beserta Eric yang sedang tertidur lelap. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang.
Setahun..., 2 tahun..., 5 tahun..., 10 tahun... telah berlalu sejak kejadian itu. Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Ia adalah seorang pastor di gereja St. Maria. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.
Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam... Malam dimana saya bermimpi tentang seorang anak...Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali... Ia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum ia berkata,
"Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada mommy!"
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric...? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar di kepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.
Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati...,mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya.
Ya Eric, mommy akan menjemputmu Eric...
Sore itu saya memarkir mobil Civic biru saya disamping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu," tapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak... Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian.
Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric... Eric... Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu.
Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu... Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apapun juga! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya.
Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya...
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, sayapun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja.
Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua.
Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau, "Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?"
Dengan memberanikan diri, sayapun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai
pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."
Sayapun membaca tulisan di kertas itu, "Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... Katakan dimana ia sekarang? Saya berjanji akan menyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan...!!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
"Nyonya, semua sudah terlambat (dengan nada lembut). Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada didalam sana... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana. Nyonya, dosa anda tidak terampuni!"
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
Marry Scheleery
Rabu, 06 Mei 2009
Tentang Propaganda V
Teoritikus tentang Propaganda Lainnya
Harold Lasswell (1902-1978)
Sebagaimanan Lippmann yang telah menulis tentang propaganda, Laswell juga telah melakukan analisis empiris tentang propaganda. Faktanyan karya – karya seputar propaganda sebenarnya telah ditulis oleh Lippmann sendiri.
Lasswell menitikberatkan pada kedua jenis analisis, baik itu kuantitatif maupun kualitatif analisis tentang propanga, mengkaji isi propaganda dan mengungkapkan pengaruh dari propaganda terhadap audiens.
Lasswell membuat prosedur komunikasi massa dari analisis isi media. Secara umum analisis isi dapat didefinisikan sebagai “investigasi terhadap pesan – pesan komunikasi dengan cara mengkategorisasi isi pesan kedalam klasifikasi – klasifikasi tertentu dengan tujuan untuk mengukur variable – variable tertentu (Rogers, 1994). Dalam essaynya yang berjudul “content of communication”, Lasswell menjelaskan bahwa analisis isi sudah seharusnya memusatkan perhatian pada penghitungan pada seberapa sering / frekuensi symbol – symbol tertentu muncul dalam pesan tersebut, menganalisis arah dan tujuan bagaimana symbol – symbol tersebut mencoba untuk mengarahkan opini public, dan seberapa sering intensitas symbol tersebut digunakan. Dengan cara memahami isi pesan, Lasswell mencoba untuk meraih tujuannya dalam memahami “arus pengaruh yang berjalan dari pengendalian kepada isi dan dari isi kepada audiens (hal 74).
Edward Bernays (1891-1995)
Ketika Lippmann dan Lasswell mengkaji tentang opini public dan propaganda, Bernays mengkaji tentang public relations, propaganda, dan opini public. Bernays (1928) mendefinisikan propaganda sebagai “a consistent, enduring effort to create or shape events to influence the relations of a public to an enterprise, idea, or group" (hal. 25).
Jacques Ellul (1912 – 1994)
Jacques Ellul’s (1912-1994) melihat propaganda dari sudut pandang yang berbeda dengan yang lainnya. Ellul meyakini bahwa propaganda sebenarnya merupakan teknik yang spesifik, yang diperlukan baik itu oleh public maupun oleh pihak yang membuat propaganda tersebut. Dalam propaganda, formasi perilaku orang – orang didefinisikan propaganda sebagai "a set of methods employed by an organized group that wants to bring about the active or passive participation in its actions of a mass of individuals, psychologically unified through psychological manipulations and incorporated into a system" (hal. 61).
Peneliti Komunikasi Massa Sekarang
Mengacu pada teori – teori tradisional yang berasal dari Lippmann, Lasswell, Bernays, dan Ellul, dan teori lainnya, telah memungkinkan kita untuk mengkaji peran propaganda dalam menciptakan opini public. Lippmann (1922) merupakan orang pertama yang mengembangkan ide seputar fungsi agenda setting media. Pada tahun 1972, McCombs dan Shaw telah menggunakan ide ini dalam karyanya tentang fungsi agenda setting media. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji isu – isu kampanye presiden pada tahun 1968, dengan cara mengajukan pertanyaan kepada para pemilih secara acak untuk mengidentifikasi isu – isu kunci pada kampanye presiden dan kemudian membandingkannya dengan isu – isu yang disajikan dalam media kala itu (McCombs and Shaw, 1972).
McCombs and Shaw (1972) menemukan bahwa terdapat korelasi sebesar +0.967 antara penilaian pemilih mengenai isu – isu yang penting, dengan penyajian media terhadap isu tersebut.
Selain itu, Iyengar and Kinder (1982) juga mengembangkan teori Lippmann dengan cara mengambil ide utama dari agenda setting dan priming pada kajiannya.
Kesimpulan
Teori – teori yang telah dikembangkan oleh Lippmann, Lasswell, Ellul dan Bernays sangat penting terutama karena beberapa alas an. Mengacu pada beberapa orang pendahulunya, Lippmann telah mampu untuk membawa perhatian kepada fakta bahwa public dapat dipengaruhi oleh media. Karya Lippmann dan rekan – rekannya telah menjadi dasar dari berbagai penelitian yang dilakukan beberapa waktu belakangan khususnya untuk membantu memahami bagaimanan efek media terhadap public. Lewat karya Iyengar dan Kinder, White, Lewin dan McCombs and Shaw, pemahaman yang lebih komprehensif terhadap media telah berkembang dengan cepat. Public kini telah dibuat sadar dengan berbagai macam fungsi media seperti agenda setting, gatekeeping dan priming serta pengaruh – pengaruh yang potensial yang mungkin berpengaruh pada audiens.
Teori – teori yang telah disajikan menunjukan kedua bentuk efek baik itu model pengaruh langsung atau model pengaruh terbatas. Teoritikus seperti Ellul, cenderung melakukan pendekatan dengan model efek langsung, dimana propaganda ia yakini dapay memberikan pengaruh secara langsung terhadap pemikiran public massa. Sementara itu, teoritikus seperti Lippmann juga meyakini bahwa media mungkin tidak hanya mempengaruhi pemikiran public, akan tetapi mempengaruhi apa yang dipikirkan oleh public.
Kajian – kajian seperti yang telah dijelaskan diatas berperan penting dalam membantu kita untuk memahami media, manipulasi terhadap public dan bentuk opini public. Ketika Lippmann, Lasswell, Bernays, dan Ellul telah mengkajinya beberapa tahun yang lalu, mereka kemudian mencoba untuk membantu kita untuk memahami masyarakat dengan fenomena – fenomena yang ada di masa kini.
Harold Lasswell (1902-1978)
Sebagaimanan Lippmann yang telah menulis tentang propaganda, Laswell juga telah melakukan analisis empiris tentang propaganda. Faktanyan karya – karya seputar propaganda sebenarnya telah ditulis oleh Lippmann sendiri.
Lasswell menitikberatkan pada kedua jenis analisis, baik itu kuantitatif maupun kualitatif analisis tentang propanga, mengkaji isi propaganda dan mengungkapkan pengaruh dari propaganda terhadap audiens.
Lasswell membuat prosedur komunikasi massa dari analisis isi media. Secara umum analisis isi dapat didefinisikan sebagai “investigasi terhadap pesan – pesan komunikasi dengan cara mengkategorisasi isi pesan kedalam klasifikasi – klasifikasi tertentu dengan tujuan untuk mengukur variable – variable tertentu (Rogers, 1994). Dalam essaynya yang berjudul “content of communication”, Lasswell menjelaskan bahwa analisis isi sudah seharusnya memusatkan perhatian pada penghitungan pada seberapa sering / frekuensi symbol – symbol tertentu muncul dalam pesan tersebut, menganalisis arah dan tujuan bagaimana symbol – symbol tersebut mencoba untuk mengarahkan opini public, dan seberapa sering intensitas symbol tersebut digunakan. Dengan cara memahami isi pesan, Lasswell mencoba untuk meraih tujuannya dalam memahami “arus pengaruh yang berjalan dari pengendalian kepada isi dan dari isi kepada audiens (hal 74).
Edward Bernays (1891-1995)
Ketika Lippmann dan Lasswell mengkaji tentang opini public dan propaganda, Bernays mengkaji tentang public relations, propaganda, dan opini public. Bernays (1928) mendefinisikan propaganda sebagai “a consistent, enduring effort to create or shape events to influence the relations of a public to an enterprise, idea, or group" (hal. 25).
Jacques Ellul (1912 – 1994)
Jacques Ellul’s (1912-1994) melihat propaganda dari sudut pandang yang berbeda dengan yang lainnya. Ellul meyakini bahwa propaganda sebenarnya merupakan teknik yang spesifik, yang diperlukan baik itu oleh public maupun oleh pihak yang membuat propaganda tersebut. Dalam propaganda, formasi perilaku orang – orang didefinisikan propaganda sebagai "a set of methods employed by an organized group that wants to bring about the active or passive participation in its actions of a mass of individuals, psychologically unified through psychological manipulations and incorporated into a system" (hal. 61).
Peneliti Komunikasi Massa Sekarang
Mengacu pada teori – teori tradisional yang berasal dari Lippmann, Lasswell, Bernays, dan Ellul, dan teori lainnya, telah memungkinkan kita untuk mengkaji peran propaganda dalam menciptakan opini public. Lippmann (1922) merupakan orang pertama yang mengembangkan ide seputar fungsi agenda setting media. Pada tahun 1972, McCombs dan Shaw telah menggunakan ide ini dalam karyanya tentang fungsi agenda setting media. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji isu – isu kampanye presiden pada tahun 1968, dengan cara mengajukan pertanyaan kepada para pemilih secara acak untuk mengidentifikasi isu – isu kunci pada kampanye presiden dan kemudian membandingkannya dengan isu – isu yang disajikan dalam media kala itu (McCombs and Shaw, 1972).
McCombs and Shaw (1972) menemukan bahwa terdapat korelasi sebesar +0.967 antara penilaian pemilih mengenai isu – isu yang penting, dengan penyajian media terhadap isu tersebut.
Selain itu, Iyengar and Kinder (1982) juga mengembangkan teori Lippmann dengan cara mengambil ide utama dari agenda setting dan priming pada kajiannya.
Kesimpulan
Teori – teori yang telah dikembangkan oleh Lippmann, Lasswell, Ellul dan Bernays sangat penting terutama karena beberapa alas an. Mengacu pada beberapa orang pendahulunya, Lippmann telah mampu untuk membawa perhatian kepada fakta bahwa public dapat dipengaruhi oleh media. Karya Lippmann dan rekan – rekannya telah menjadi dasar dari berbagai penelitian yang dilakukan beberapa waktu belakangan khususnya untuk membantu memahami bagaimanan efek media terhadap public. Lewat karya Iyengar dan Kinder, White, Lewin dan McCombs and Shaw, pemahaman yang lebih komprehensif terhadap media telah berkembang dengan cepat. Public kini telah dibuat sadar dengan berbagai macam fungsi media seperti agenda setting, gatekeeping dan priming serta pengaruh – pengaruh yang potensial yang mungkin berpengaruh pada audiens.
Teori – teori yang telah disajikan menunjukan kedua bentuk efek baik itu model pengaruh langsung atau model pengaruh terbatas. Teoritikus seperti Ellul, cenderung melakukan pendekatan dengan model efek langsung, dimana propaganda ia yakini dapay memberikan pengaruh secara langsung terhadap pemikiran public massa. Sementara itu, teoritikus seperti Lippmann juga meyakini bahwa media mungkin tidak hanya mempengaruhi pemikiran public, akan tetapi mempengaruhi apa yang dipikirkan oleh public.
Kajian – kajian seperti yang telah dijelaskan diatas berperan penting dalam membantu kita untuk memahami media, manipulasi terhadap public dan bentuk opini public. Ketika Lippmann, Lasswell, Bernays, dan Ellul telah mengkajinya beberapa tahun yang lalu, mereka kemudian mencoba untuk membantu kita untuk memahami masyarakat dengan fenomena – fenomena yang ada di masa kini.
Tentang Propaganda IV
Sambungan ...
Teori – Teori dan Karya – Karya Walter Lippmann
Ketika masih berada di Harvard, Lippmann banyak mempelajari ide – ide William James, George Santayana, dan Graham Wallas. Ia juga mempelajari ide – ide dari tulisan Sigmund Freud dan Karl Marx. Setelah kita mendiskusikan penelitian – penelitian Lippmann yang dipengaruhi oleh berbagai pemikir tersebut, penting artinya untuk mempelajari keseluruhan teori yang dimiliki Lippmann.
Selamam di Harvard, Lippmann memutuskan untuk mengejar cita – cita dengan berkarir di dunia jurnalistik, dan di kampus Harvard ia belajar filsafat. Pada akhir 1910, ia keluar dari bangku kuliah dan telah siap untuk mengejar cita – cita karirnya. Lippmann memulai karirnya dengan bekerja untuk Lincoln Steffens, penulis utama tentang sosialisme dan isu – isu seputar wall street. Setelah bekerja dengan Steffens, Lippmann mulai bekerja pada majalah intelektual elit yang dikenal dengan sebutan The New Republic. Ia bekerja di majalah ini selama 9 tahun, dan kemudian ia mengakhiri karirnya ini dan mulai menerbitkan tulisan – tulisannya.
Opini Publik / Public Oppinion
Public Opinion (1922) mungkin merupakan salah satu tulisan Lippmann yang paling terkenal. Lippmann memulai bukunya dengan menjelaskan situasi yang terjadi pada tahun 1914, dimana beberapa orang jerman, perancis dan inggris telah terjebak di pulau tersebut. Mereka tidak memiliki akses ke media dalam bentuk apapun, kecuali untuk setiap 60 hari sekali yakni ketika surat mendatanginya, mengingatkannya pada situasi yang sebenarnya didunia. Lippmann menjelaskan bahwa mereka hidup damai dipulau tersebut, menganggap satu sama lainnya sebagai teman, dimana sebenarnya perang tengah berkecamuk dan telah menghancurkan hubungan antar Negara meraka. Tujuan dari ilustrasi itu adalah untuk mengembangkan ide tentang “dunia diluar sana dan gambaran yang ada di benak kita” (Lippmann, 1922: 3). Lewat Public Oppinion, Lippmann menjelaskan cara bagaimana opini individu dapat berbeda dari yang telah ditunjukan didunia diluar sana. Ia mengembangkan ide tentang propaganda, mengakui bahwa “untuk membentuk sebuah propaganda, maka harus ada penghalang yang memisahkan antara public dengan kejadian yang sebenarnya terjadi (Lippmann, 1922: 28). Dengan pemisahan ini, maka media memiliki kemampuan untuk memanipulasi kejadian – kejadian yang sebenarnya terjadi atau media menyajikan informasi yang terbatas kepada public. Informasi itu mungkin saja tidak cocok dengan persepsi public atas kejadian – kejadian tersebut. Pada tahapan ini, Lippmann secara esensial menyajikan pandangannya yang pertama terhadap konsep komunikasi massa tentang “penjaga” gatekeeping dan agenda setting dengan cara memperlihatkan kekuatan media untuk menyajikan informasi terbatas kepada public.
Lippmann (1922) menjelaskan bagaimana individu menggunakan alat seperti stereotype untuk membentuk opininya, “we have to pick our samples and treat them as typical” (Lippmann, 1922: 95). Lippmann mengatakan bahwa public akan tetap dalam penilaian stereotipikalnya hingga pada saatnya media menyajikan informasi yang terbatas untuk merubah persepsi mereka terhadap suatu kejadian. Rogers (1994) meyakini bahwa pada titik ini, Lippmann telah memperlihatkan kepada kita bahwa “..pseudoenvironment yang diantarkan media kepada kita merupakan hasil dari fungsi gatekeeping media dalam proses pembuatan berita (hal 237). Lippmann meyakini bahwa media telah mengubah arus informasi, dengan cara membatasi isi media yang diberikan kepada public.
Lebih lanjut lagi, Lippmann menyajikan ide tentang agenda setting media, sebagaimana yang ia yakini bahwa media massa merupakan kaitan antara persepsi individu tentang dunia dan dengan dunia yang sebenarnya (Rogers, 1994)
Phantom Public
Phantom Public (1925) focus pada penjelasan tentang karakteristik public itu sendiri. Lippmann (1925), menggunakan buku ini untuk menunjukan ketidakmampuan public dalam menangkap pengetahuan tentang lingkungannya dan menunjukan kesalahan – kesalahan sebenarnya yang mendukung posisi mereka. Lippmann memberikan pandangan yang keras tentang public secara umum dengan mengatakan "The individual man does not have opinions on public affairs... I cannot imagine how he could know, and there is not the least reason for thinking, as mystical democrats have thought, that the compounding of individual ignorance in masses of people can produce a continuous directing force in public affairs" (hal. 39).
Buku ini menunjukan bahwa sebenarnya system demokrasi tidak dijalankan oleh rakyat secara umum, melainkan telah dikontrol oleh sekelompok atau sebagian elit terdidik. Rakyat tidak benar – benar tercerahkan dan berpengatahuan, oleh karena itu mereka akan dengan mudah ditempatkan disisi sekelompok kecil elit intelektual – bukan pada bagian yang utama -, ketika meyakinkan diri mereka sendiri bahwa sebenarnya mereka berada pada system yang dijalankan lewat peran mayoritas.
Karya Lippmann Lainnya
Lippmann juga mempublikasikan beberapa buku lainnya yang juga berkaitan dengan idenya tentang pemikiran politik yang berhubungan dengan public. Misalnya, A Preface to Politics (1913) dan Good Society (1936). Ketika karyanya ini sangat penting dalam memahami pikiran Lippmann mengenai hubungan antara public dan pemerintah, dilain pihak Public Oppinion dan Phantom Public merupakan karya yang paling relevan dengan kajian dalam komunikasi massa.
Teori – Teori dan Karya – Karya Walter Lippmann
Ketika masih berada di Harvard, Lippmann banyak mempelajari ide – ide William James, George Santayana, dan Graham Wallas. Ia juga mempelajari ide – ide dari tulisan Sigmund Freud dan Karl Marx. Setelah kita mendiskusikan penelitian – penelitian Lippmann yang dipengaruhi oleh berbagai pemikir tersebut, penting artinya untuk mempelajari keseluruhan teori yang dimiliki Lippmann.
Selamam di Harvard, Lippmann memutuskan untuk mengejar cita – cita dengan berkarir di dunia jurnalistik, dan di kampus Harvard ia belajar filsafat. Pada akhir 1910, ia keluar dari bangku kuliah dan telah siap untuk mengejar cita – cita karirnya. Lippmann memulai karirnya dengan bekerja untuk Lincoln Steffens, penulis utama tentang sosialisme dan isu – isu seputar wall street. Setelah bekerja dengan Steffens, Lippmann mulai bekerja pada majalah intelektual elit yang dikenal dengan sebutan The New Republic. Ia bekerja di majalah ini selama 9 tahun, dan kemudian ia mengakhiri karirnya ini dan mulai menerbitkan tulisan – tulisannya.
Opini Publik / Public Oppinion
Public Opinion (1922) mungkin merupakan salah satu tulisan Lippmann yang paling terkenal. Lippmann memulai bukunya dengan menjelaskan situasi yang terjadi pada tahun 1914, dimana beberapa orang jerman, perancis dan inggris telah terjebak di pulau tersebut. Mereka tidak memiliki akses ke media dalam bentuk apapun, kecuali untuk setiap 60 hari sekali yakni ketika surat mendatanginya, mengingatkannya pada situasi yang sebenarnya didunia. Lippmann menjelaskan bahwa mereka hidup damai dipulau tersebut, menganggap satu sama lainnya sebagai teman, dimana sebenarnya perang tengah berkecamuk dan telah menghancurkan hubungan antar Negara meraka. Tujuan dari ilustrasi itu adalah untuk mengembangkan ide tentang “dunia diluar sana dan gambaran yang ada di benak kita” (Lippmann, 1922: 3). Lewat Public Oppinion, Lippmann menjelaskan cara bagaimana opini individu dapat berbeda dari yang telah ditunjukan didunia diluar sana. Ia mengembangkan ide tentang propaganda, mengakui bahwa “untuk membentuk sebuah propaganda, maka harus ada penghalang yang memisahkan antara public dengan kejadian yang sebenarnya terjadi (Lippmann, 1922: 28). Dengan pemisahan ini, maka media memiliki kemampuan untuk memanipulasi kejadian – kejadian yang sebenarnya terjadi atau media menyajikan informasi yang terbatas kepada public. Informasi itu mungkin saja tidak cocok dengan persepsi public atas kejadian – kejadian tersebut. Pada tahapan ini, Lippmann secara esensial menyajikan pandangannya yang pertama terhadap konsep komunikasi massa tentang “penjaga” gatekeeping dan agenda setting dengan cara memperlihatkan kekuatan media untuk menyajikan informasi terbatas kepada public.
Lippmann (1922) menjelaskan bagaimana individu menggunakan alat seperti stereotype untuk membentuk opininya, “we have to pick our samples and treat them as typical” (Lippmann, 1922: 95). Lippmann mengatakan bahwa public akan tetap dalam penilaian stereotipikalnya hingga pada saatnya media menyajikan informasi yang terbatas untuk merubah persepsi mereka terhadap suatu kejadian. Rogers (1994) meyakini bahwa pada titik ini, Lippmann telah memperlihatkan kepada kita bahwa “..pseudoenvironment yang diantarkan media kepada kita merupakan hasil dari fungsi gatekeeping media dalam proses pembuatan berita (hal 237). Lippmann meyakini bahwa media telah mengubah arus informasi, dengan cara membatasi isi media yang diberikan kepada public.
Lebih lanjut lagi, Lippmann menyajikan ide tentang agenda setting media, sebagaimana yang ia yakini bahwa media massa merupakan kaitan antara persepsi individu tentang dunia dan dengan dunia yang sebenarnya (Rogers, 1994)
Phantom Public
Phantom Public (1925) focus pada penjelasan tentang karakteristik public itu sendiri. Lippmann (1925), menggunakan buku ini untuk menunjukan ketidakmampuan public dalam menangkap pengetahuan tentang lingkungannya dan menunjukan kesalahan – kesalahan sebenarnya yang mendukung posisi mereka. Lippmann memberikan pandangan yang keras tentang public secara umum dengan mengatakan "The individual man does not have opinions on public affairs... I cannot imagine how he could know, and there is not the least reason for thinking, as mystical democrats have thought, that the compounding of individual ignorance in masses of people can produce a continuous directing force in public affairs" (hal. 39).
Buku ini menunjukan bahwa sebenarnya system demokrasi tidak dijalankan oleh rakyat secara umum, melainkan telah dikontrol oleh sekelompok atau sebagian elit terdidik. Rakyat tidak benar – benar tercerahkan dan berpengatahuan, oleh karena itu mereka akan dengan mudah ditempatkan disisi sekelompok kecil elit intelektual – bukan pada bagian yang utama -, ketika meyakinkan diri mereka sendiri bahwa sebenarnya mereka berada pada system yang dijalankan lewat peran mayoritas.
Karya Lippmann Lainnya
Lippmann juga mempublikasikan beberapa buku lainnya yang juga berkaitan dengan idenya tentang pemikiran politik yang berhubungan dengan public. Misalnya, A Preface to Politics (1913) dan Good Society (1936). Ketika karyanya ini sangat penting dalam memahami pikiran Lippmann mengenai hubungan antara public dan pemerintah, dilain pihak Public Oppinion dan Phantom Public merupakan karya yang paling relevan dengan kajian dalam komunikasi massa.
Tentang Propaganda III
Sambungan ...
Karl Marx (1818 – 1883)
Karl Marx memusatkan perhatiannya untuk menjelaskan perjuangan kelas yang terdapat dalam masyarakat (Rogers, 1994). Tulisannya yang paling terkenal adalah Das Kapital dan Communist Manifesto. Lewat karya – karyanya itu, Marx menjelaskan teori – teorinya tentang perjuangan kelas pekerja, keterasingannya (alienasi) dari pekerjaan mereka, dan kebutuhannya untuk memberontak melawan kaum elit dengan tujuan untuk mengambil kepemilikan atau pengusaan untuk tindakan – tindakannya dan mendapatkan kekuasaan (Rpgers, 1994).
Aliran Marxisme menjelaskan tentang bagaimana caranya kekuatan ekonomi mampu menciptakan perubahan masyarakat, dan kebutuhan untuk menghidupkan system komunis adalah bertujuan untuk mengembalikan kesetaraan dan keadilan dalam system tersebut.
Ketika masih di Harvard, Lippmann telah banyak membaca ide Marx seputar tema komunisme dan memilih untuk mendukung ideology sosialis (Steel, 1999). Lippmann juga bergabung dengan Fabian Society ketika ia masih bersekolah. Kelompok ini berkaitan dengan perjuangan kelas menengah dalam menegakan keadilan social. Berbeda dengan kaum marxis, Fabian tetap percaya dengan kehadiran dan peran dari para elit intelektual. Tema ini hadir dalam tulisan Lippmann (Phantom Public), yang menjelaskan bahwa masyarakat sebenarnya didominasi oleh sedikit dari para elit intelektual, meskipun memang mereka pada dasarnya mengikuti system yang dianut mayoritas.
Marx, meyakini bahwa media massa digunakan sebagai alat oleh kelas social elit untuk mengendalikan masyarakat. Tema ini dapat kita temukan dalam salah satu tulisan Lippmann (Public Oppinion (1922)). Yang menjelaskan bahwa media massa lah yang telah membedakan antara informasi apa yang dapat diakses atau dapat dinikmati dan bagaimana akses yang tersedia itu dapat membentuk opini public. Sisa – sisa pemikiran marxisme dapat ditemukan dalam tulisan Lippmann seperti dalam Public Oppinion dan Phantom Public. Pada tahun 1914, Lippmann sudah tidak lagi menjadi salah satu pendukung sosialisme dalam arti luas. Lebih lanjut lagi, tulisannya Good Society (1936) secara esensial malah memperlihatkan berbagai macam kritik terhadap berbagai teori sosialis yang dulunya pernah ia dukung. Dari titik ini, Lippmann menyebutkan kesalahan – kesalahan dalam teori – teori sosialis; fakta bahwa meskipun dengan menghapuskan kepemilikan pribadi dan mengembangkan kepemilikan public atau umum, orang – orang mungkin tetap tidak akan mengetahui bagaimana caranya mendistribusikan sumber – sumber ini dengan benar tanpa adanya eksploitasi. Lippmann berpendapat bahwa ini merupakan titik yang paling penting dari pendapat kaum sosialis, harapan bahwa eksploitasi, ketidakberdayaan dan antagonisme social akan menghilang dengan adanya kepercayaan terhadap keajaiban dari pemindahtanganan hak milik. Lippmann berhasil melihat hubungan antara orang – orang, lingkungannya dan pemerintahanya. Tema ini dapat ditemukan dalam teorinya, sebagaimana yang telah ia jelaskan tentang bagaimana dan mengapa public menjadi obyek dari manipulasi.
Sigmund Freud (1856-1939)
Selain dari pemikiran Marx, Lippmann juga dipengaruhi oleh pemikir lainnya. Seperti dalam tulisannya mengenai propaganda / komunikasi massa yang dipengaruhi oleh Freud. Pengaruh freud tidak hanya bisa ditemukan dalam kajian Lippmann daja, akan tetapi juga dapat ditemukan dalam beberapa kajian Lippmann kontemporer.
Freud sebenarnya ahli dalam bidang kedokteran yang kemudian dikenal sebagai salah satu ahli dalam bidang teori psikoanalisis (Rogers, 1994). Teori psikoanalisis berhubungan erat dengan bagaimana memahami isi pikiran individu. Freud telah membedakan kesadaran manusia kedalam tiga area penting, yakni tahapan kesadaran, pra – kesadaran dan ketidaksadaran.
Tahapan kesadaran mengandung sesuatu hal dimana kita memahami atau tahu tentang diri kita sendiri, tahap pra kesadaran mengandung sesuatu hal dimana kita dapat menjadi sadar jika memang kita membutuhkannya dan tahap ketidaksadaran mengandung suatu hal dimana kita tidak mengetahui dan memahami tentang diri kita sendiri (Rogers, 1994). Dari ketiga analisis individu tersebut, Freud berhasil memahami perilaku manusia. Keduanya, baik itu teori umumnya tentang psikoanalisis maupun tulisan Freud secara khusus seperti dalam “The Interpretation of dreams”, yang telah menjadi dasar yang sangat penting terhadap para peneliti kajian tentang propaganda. Tulisannya dalam the interpretation of dreams berangkat dari pemahamannya bahwa mimpi – mimpi merupakan bentuk dari pemenuhan kebutuhan atau harapan, ia menggambarkan sebuah keinginan yang tidak disadari yang hanya dapat dicapai ketika tengah tertidur lewat penciptaan mimpi untuk memenuhi kebutuhannya (Levin, 1929).
Lippmann kemudian mengaplikasikan ide ini dalam Public Oppinion (1922). Dalam tulisannya ini, Lippmann menekankan ide tentang “dunia diluar sana dan gambaran yang ada dalam benak kita” (1922: 3). Konsep ini mencakup ide bahwa persepsi seseorang terhadap suatu kejadian atau situasi mungkin tidak sama persis dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam lingkungannya. Ide ini telah dipengaruhi oleh tulisan Freud dalam The Interpretation Of Dreams, yang telah digunakan Lippmann untuk mengembangkan bukunya tentang “pseudoenvironment” yang terdapat dalam benak setiap orang (Rogers, 1994: 234).
Karl Marx (1818 – 1883)
Karl Marx memusatkan perhatiannya untuk menjelaskan perjuangan kelas yang terdapat dalam masyarakat (Rogers, 1994). Tulisannya yang paling terkenal adalah Das Kapital dan Communist Manifesto. Lewat karya – karyanya itu, Marx menjelaskan teori – teorinya tentang perjuangan kelas pekerja, keterasingannya (alienasi) dari pekerjaan mereka, dan kebutuhannya untuk memberontak melawan kaum elit dengan tujuan untuk mengambil kepemilikan atau pengusaan untuk tindakan – tindakannya dan mendapatkan kekuasaan (Rpgers, 1994).
Aliran Marxisme menjelaskan tentang bagaimana caranya kekuatan ekonomi mampu menciptakan perubahan masyarakat, dan kebutuhan untuk menghidupkan system komunis adalah bertujuan untuk mengembalikan kesetaraan dan keadilan dalam system tersebut.
Ketika masih di Harvard, Lippmann telah banyak membaca ide Marx seputar tema komunisme dan memilih untuk mendukung ideology sosialis (Steel, 1999). Lippmann juga bergabung dengan Fabian Society ketika ia masih bersekolah. Kelompok ini berkaitan dengan perjuangan kelas menengah dalam menegakan keadilan social. Berbeda dengan kaum marxis, Fabian tetap percaya dengan kehadiran dan peran dari para elit intelektual. Tema ini hadir dalam tulisan Lippmann (Phantom Public), yang menjelaskan bahwa masyarakat sebenarnya didominasi oleh sedikit dari para elit intelektual, meskipun memang mereka pada dasarnya mengikuti system yang dianut mayoritas.
Marx, meyakini bahwa media massa digunakan sebagai alat oleh kelas social elit untuk mengendalikan masyarakat. Tema ini dapat kita temukan dalam salah satu tulisan Lippmann (Public Oppinion (1922)). Yang menjelaskan bahwa media massa lah yang telah membedakan antara informasi apa yang dapat diakses atau dapat dinikmati dan bagaimana akses yang tersedia itu dapat membentuk opini public. Sisa – sisa pemikiran marxisme dapat ditemukan dalam tulisan Lippmann seperti dalam Public Oppinion dan Phantom Public. Pada tahun 1914, Lippmann sudah tidak lagi menjadi salah satu pendukung sosialisme dalam arti luas. Lebih lanjut lagi, tulisannya Good Society (1936) secara esensial malah memperlihatkan berbagai macam kritik terhadap berbagai teori sosialis yang dulunya pernah ia dukung. Dari titik ini, Lippmann menyebutkan kesalahan – kesalahan dalam teori – teori sosialis; fakta bahwa meskipun dengan menghapuskan kepemilikan pribadi dan mengembangkan kepemilikan public atau umum, orang – orang mungkin tetap tidak akan mengetahui bagaimana caranya mendistribusikan sumber – sumber ini dengan benar tanpa adanya eksploitasi. Lippmann berpendapat bahwa ini merupakan titik yang paling penting dari pendapat kaum sosialis, harapan bahwa eksploitasi, ketidakberdayaan dan antagonisme social akan menghilang dengan adanya kepercayaan terhadap keajaiban dari pemindahtanganan hak milik. Lippmann berhasil melihat hubungan antara orang – orang, lingkungannya dan pemerintahanya. Tema ini dapat ditemukan dalam teorinya, sebagaimana yang telah ia jelaskan tentang bagaimana dan mengapa public menjadi obyek dari manipulasi.
Sigmund Freud (1856-1939)
Selain dari pemikiran Marx, Lippmann juga dipengaruhi oleh pemikir lainnya. Seperti dalam tulisannya mengenai propaganda / komunikasi massa yang dipengaruhi oleh Freud. Pengaruh freud tidak hanya bisa ditemukan dalam kajian Lippmann daja, akan tetapi juga dapat ditemukan dalam beberapa kajian Lippmann kontemporer.
Freud sebenarnya ahli dalam bidang kedokteran yang kemudian dikenal sebagai salah satu ahli dalam bidang teori psikoanalisis (Rogers, 1994). Teori psikoanalisis berhubungan erat dengan bagaimana memahami isi pikiran individu. Freud telah membedakan kesadaran manusia kedalam tiga area penting, yakni tahapan kesadaran, pra – kesadaran dan ketidaksadaran.
Tahapan kesadaran mengandung sesuatu hal dimana kita memahami atau tahu tentang diri kita sendiri, tahap pra kesadaran mengandung sesuatu hal dimana kita dapat menjadi sadar jika memang kita membutuhkannya dan tahap ketidaksadaran mengandung suatu hal dimana kita tidak mengetahui dan memahami tentang diri kita sendiri (Rogers, 1994). Dari ketiga analisis individu tersebut, Freud berhasil memahami perilaku manusia. Keduanya, baik itu teori umumnya tentang psikoanalisis maupun tulisan Freud secara khusus seperti dalam “The Interpretation of dreams”, yang telah menjadi dasar yang sangat penting terhadap para peneliti kajian tentang propaganda. Tulisannya dalam the interpretation of dreams berangkat dari pemahamannya bahwa mimpi – mimpi merupakan bentuk dari pemenuhan kebutuhan atau harapan, ia menggambarkan sebuah keinginan yang tidak disadari yang hanya dapat dicapai ketika tengah tertidur lewat penciptaan mimpi untuk memenuhi kebutuhannya (Levin, 1929).
Lippmann kemudian mengaplikasikan ide ini dalam Public Oppinion (1922). Dalam tulisannya ini, Lippmann menekankan ide tentang “dunia diluar sana dan gambaran yang ada dalam benak kita” (1922: 3). Konsep ini mencakup ide bahwa persepsi seseorang terhadap suatu kejadian atau situasi mungkin tidak sama persis dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam lingkungannya. Ide ini telah dipengaruhi oleh tulisan Freud dalam The Interpretation Of Dreams, yang telah digunakan Lippmann untuk mengembangkan bukunya tentang “pseudoenvironment” yang terdapat dalam benak setiap orang (Rogers, 1994: 234).
Tentang Propaganda II
Sambungan ....
George Santayana (1863-1952)
Santayana adalah seorang filsuf di Harvard yang kerap mempengaruhi pemikiran – pemikiran Lippmann. Teori Santayana bergelut pada ide seputar esensi obyek – obyek yang didefinisikan oleh Munson (1962) sebagai “datum of intuition. Santayana tertarik untuk mengungkap berbagai macam esensi yang membangun kehidupan manusia: nilai – nilai yang dapat ditemukan dan kemudian dapat diterapkan pada pengalaman – pengalaman manusia (Steel, 1999). Tinjauan ini berbeda dengan teori yang dikembangkan James, yang juga telah di kembangkan oleh Lippmann. Steel (1999) menjelaskan bahwa James menitikberatkan pad ide seputar relativisme moral, atau kemampuan untuk menciptakan kebenaran yang dihasilkan dari penelitian atau observasi. Sedangkan Santayana telah memberikan perhatian serius pada “pencarian untuk menemukan nilai – nilai moral absolute yang dapat di rekonsiliasikan dengan pengalaman – pengalaman manusia (Steel, 1999: 21). Santayana mempengaruhi pemikiran Lippmann kemudian. Berkaitan dengan ide Santayana tentang esensi kemanusiaan dan kehidupan, merupakan idenya tentang bagaimana demokrasi bisa saja merupakan hasil dari tirani mayoritas (Steel, 1999: 21). Ide ini berhubungan dengan tulisan Lippmann selanjutnya dalam Phantom Public (mimpi masyarakat) (1925).
Phantom Public mengkaji masyarakat Amerika dalam system demokratis. Lippmann (1925) dari idenya mendapat kesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat atau warga amerika tidak tercerahkan / bodoh khususnya dalam konteks isu – isu public, gampang sekali dimanipulasi menjadi bagian yang tersisihkan dari pihak mayoritas, dan oleh sebab itu, memainkan peranan yang sangat terbatas dalam proses demokrasi. Dalam hubungannya dengan demokrasi. Dalam system demokratis pihak mayoritas sebenarnya ditekan oleh opini yang berasal dari golongan minoritas. Jika Santayana mengatakan bahwa demokrasi adalah merupakan hasil dari tirani mayoritas, maka sebaliknya Lippmann mengatakan bahwa opini public memberikan sedikit pengaruh pada proses demokrasi karena propaganda dan system public telah dikendalikan oleh sedikit elit yang berpendidikan / pintar dan memiliki kekuasaan.
Graham Wallas (1858-1952)
Graham Wallas, adalah salah satu pendiri Fabian Society, salah satu yang juga memberikan pengaruh terhadap pemikiran dan ide Lippmann (Stell, 1999). Pandangan politiknya dapat dilihat dalam bukunya yang bercerita banyak tentang hubungan antara public dan lingkungannya. Wallas (1981) memberikan perhatian serius pada pemahaman public terhadap keadaan sekelilingnya. Ia mengatakan bahwa alam semesta menyajikan kepada public “ suatu sensasi dan memori yang mengalir tanpa akhir, setiap orang yang berbeda satu sama lainnya, dan yang mana sebelumnya, melainkan kita dapat memilih, menyebutkan dan menyederhanakan, kita sebenarnya pasti berada dalam kondisi yang tidak berdaya dan tidak mampu bertindak dan berpikir. Dalam pandangan ini Wallas memperlihatkan bahwa public pada dasarnya tidak mampu untuk menerjemahkan atau memahami lingkungan sekitarnya, rangsangan – rangsangan yang dihadirkan, terlalu banyak atau cukup rumit dalam memberikan modal untuk menghadirkan pemahaman.
Steel (1999) berpendapat bahwa ini merupakan ide Wallas terbesar yang memberikan pengaruh terhadap ide Lippmann khususnya dalam kajian tentang opini public. Dalam kajiannya ini, Lippmann mengambil ide Wallas tentang hubungan antara public dan lingkungan sekitarnya, dan telah mampu untuk memperlihatkan bahwa public sebenarnya tidak mampu untuk mendapatkan cukup pengetahuan dimana hal ini pda dasarnya akan diperlukan untuk memberikan pengaruh terhadap jalannya roda pemerintahan. Sebagai akibat dari interaksinya dengan ide – ide Wallas, Lippman kemudian memiliki kepercayaan kuat terhadap kaum sosialis, yang tidak hanya berasal dari pengalamannya selama di bangku kuliah, akan tetapi juga berasal dari beberapa tulisan Karl Marx.
George Santayana (1863-1952)
Santayana adalah seorang filsuf di Harvard yang kerap mempengaruhi pemikiran – pemikiran Lippmann. Teori Santayana bergelut pada ide seputar esensi obyek – obyek yang didefinisikan oleh Munson (1962) sebagai “datum of intuition. Santayana tertarik untuk mengungkap berbagai macam esensi yang membangun kehidupan manusia: nilai – nilai yang dapat ditemukan dan kemudian dapat diterapkan pada pengalaman – pengalaman manusia (Steel, 1999). Tinjauan ini berbeda dengan teori yang dikembangkan James, yang juga telah di kembangkan oleh Lippmann. Steel (1999) menjelaskan bahwa James menitikberatkan pad ide seputar relativisme moral, atau kemampuan untuk menciptakan kebenaran yang dihasilkan dari penelitian atau observasi. Sedangkan Santayana telah memberikan perhatian serius pada “pencarian untuk menemukan nilai – nilai moral absolute yang dapat di rekonsiliasikan dengan pengalaman – pengalaman manusia (Steel, 1999: 21). Santayana mempengaruhi pemikiran Lippmann kemudian. Berkaitan dengan ide Santayana tentang esensi kemanusiaan dan kehidupan, merupakan idenya tentang bagaimana demokrasi bisa saja merupakan hasil dari tirani mayoritas (Steel, 1999: 21). Ide ini berhubungan dengan tulisan Lippmann selanjutnya dalam Phantom Public (mimpi masyarakat) (1925).
Phantom Public mengkaji masyarakat Amerika dalam system demokratis. Lippmann (1925) dari idenya mendapat kesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat atau warga amerika tidak tercerahkan / bodoh khususnya dalam konteks isu – isu public, gampang sekali dimanipulasi menjadi bagian yang tersisihkan dari pihak mayoritas, dan oleh sebab itu, memainkan peranan yang sangat terbatas dalam proses demokrasi. Dalam hubungannya dengan demokrasi. Dalam system demokratis pihak mayoritas sebenarnya ditekan oleh opini yang berasal dari golongan minoritas. Jika Santayana mengatakan bahwa demokrasi adalah merupakan hasil dari tirani mayoritas, maka sebaliknya Lippmann mengatakan bahwa opini public memberikan sedikit pengaruh pada proses demokrasi karena propaganda dan system public telah dikendalikan oleh sedikit elit yang berpendidikan / pintar dan memiliki kekuasaan.
Graham Wallas (1858-1952)
Graham Wallas, adalah salah satu pendiri Fabian Society, salah satu yang juga memberikan pengaruh terhadap pemikiran dan ide Lippmann (Stell, 1999). Pandangan politiknya dapat dilihat dalam bukunya yang bercerita banyak tentang hubungan antara public dan lingkungannya. Wallas (1981) memberikan perhatian serius pada pemahaman public terhadap keadaan sekelilingnya. Ia mengatakan bahwa alam semesta menyajikan kepada public “ suatu sensasi dan memori yang mengalir tanpa akhir, setiap orang yang berbeda satu sama lainnya, dan yang mana sebelumnya, melainkan kita dapat memilih, menyebutkan dan menyederhanakan, kita sebenarnya pasti berada dalam kondisi yang tidak berdaya dan tidak mampu bertindak dan berpikir. Dalam pandangan ini Wallas memperlihatkan bahwa public pada dasarnya tidak mampu untuk menerjemahkan atau memahami lingkungan sekitarnya, rangsangan – rangsangan yang dihadirkan, terlalu banyak atau cukup rumit dalam memberikan modal untuk menghadirkan pemahaman.
Steel (1999) berpendapat bahwa ini merupakan ide Wallas terbesar yang memberikan pengaruh terhadap ide Lippmann khususnya dalam kajian tentang opini public. Dalam kajiannya ini, Lippmann mengambil ide Wallas tentang hubungan antara public dan lingkungan sekitarnya, dan telah mampu untuk memperlihatkan bahwa public sebenarnya tidak mampu untuk mendapatkan cukup pengetahuan dimana hal ini pda dasarnya akan diperlukan untuk memberikan pengaruh terhadap jalannya roda pemerintahan. Sebagai akibat dari interaksinya dengan ide – ide Wallas, Lippman kemudian memiliki kepercayaan kuat terhadap kaum sosialis, yang tidak hanya berasal dari pengalamannya selama di bangku kuliah, akan tetapi juga berasal dari beberapa tulisan Karl Marx.
Tentang Propaganda I
TENTANG PROPAGANDA
Dalam Kajian Ilmu Komunikasi
Walter Lippman, Harold D Lasswell, Edward Bernays dan Jacques Ellul
Sepanjang perang dunia pertama dan kedua, penelitian – penelitian komunikasi dititik beratkan pada kajian terhadap pengaruh propaganda. Satu pertanyaan penting yang harus dijawab adalah bagaimanakah caranya agar komunikasi bisa menjadi alat untuk menciptakan perubahan perilaku audiens atau masyarakat? Penelitian yang mengkaji wilayah ini kemudian berkembang cepat pada abad ke dua puluh dalam penelitian – penelitan komunikasi. Bagian ini membahas pertanyaan seputar propaganda, dilihat dari sudut pandang seseorang yang disebut – sebut sebagai salah satu pendiri kajian ilmu komunikasi Walter Lippmann.Dalam Kajian Ilmu Komunikasi
Walter Lippman, Harold D Lasswell, Edward Bernays dan Jacques Ellul
Walter Lippmann (1889 – 1974)
Walter Lippmann dilahirkan pada tahun 1889 dan menghabiskan sebagian besar masa remajanya untuk mendalami seni seperti melukis dan seni music. Kemudian berpindah ke benua Eropa dan memperoleh banyak ilmu yang diperlihatkan dengan ketertarikannya untuk membaca banyak buku, semuanya dilakukan berdasarkan pada status ekonomi keluarganya yang tergolong mapan (Weingast, 1949). Pada tahun 1906 ia masuk Harvard. Pada masa kuliahnya, Lippmann perlahan – lahan mulai terkenal karena ide – ide cemerlangnya dan intelektualitasnya. Lippmann banyak dipengaruhi oleh para pemikir social pada masa itu seperti misalnya George Santayana, Wiliam James, dan Graham Wallas. Sulit rasanya untuk memhami pemikiran Lippmann sendiri tanpa kita memiliki sebuah pengetahuan tentang sudut pandang yang popular di Harvard. Ia telah banyak dipengaruhi oleh gerakan pragmatis amerika sebagaimana pemikir social dan sosiolog pada masa itu.
William James (1842 – 1910)
Banyak yang mengatakan bahwa James merupakan salah satu pemikir yang paling berpengaruh pada perkembangan pemikiran Lippmann selama ia berada di Harvard. Keduanya pertama kali bertemu saat Lippmann menerbitkan sebuah artikel pada sebuah majalah di kampus Harvard. Artikel Lippmann, ditulis sebagai respon atas buku Barret Wendell’s, yang mengomentari tentang keadilan social. James merasa terkejut dengan artikel yang ditulis Lippmann dengan pendekatan – pendekatan menarik yang ia lakukan. Dari sini James mulai berkenalan dengan Lippmannd dan keduanya mulai menjadi sepasang sahabat. William James mungkins alah seorang yang paling mengerti akan pragmatism. James (1907) mendefinisikan metode pragmatic sebagai “sikap untuk melihat pertama – pertama dari prinsip – prinsip, kategori – kategori, dan kepentingan – kepentingan, dan kemudian melihat jauh kedepan pada akhir sesuatu, konsekuensi – konsekuensi dan akhirnya sampailah pada fakta. Ia menjelaskan bagaimana pragmatism berkaitan erat dengan kebenaran, dan kebenaran dimana dapat di verifikasi. “Ide – ide yang sebenarnya adalah yang dapat kita satukan, validasi, kolaborasi dan verifikasi” (James, 1907: 88). Dalam konteks ini, James berpendapat bahwa untuk memahami dunia maka harus berdasarkan pada bagaimana mempertahankan persepsi signifikan dari pengaruh – pengaruh obyek – obyek yang mengelilingi individu – individu. Meskipun Lippman berangkat dari pragmatism yang dikembangkan dengan caranya sendiri, namun ia mengakui bahwa hal itu banyak dipengaruhi oleh pemikiran – pemikiran James yang ia terapkan dalam kehidupannya sehari – hari. Steel (1999) mengatakan salah satu dari ide – idenya adalah meliorisme atau ide dimana “sesuatu dapat dikembangkan akan tetapi tidak akan pernah mencapai tahap kesempurnaan. Yang lainnya secara praktis mengatakan bahwa hal itu adalah ide dimana seseorang harus mengambil keputusan tanpa merasa khawatir apakah hal itu akan sempurna atau tidak (Steel, 1999: 18).
Langganan:
Postingan (Atom)