Teoritikus tentang Propaganda Lainnya
Harold Lasswell (1902-1978)
Sebagaimanan Lippmann yang telah menulis tentang propaganda, Laswell juga telah melakukan analisis empiris tentang propaganda. Faktanyan karya – karya seputar propaganda sebenarnya telah ditulis oleh Lippmann sendiri.
Lasswell menitikberatkan pada kedua jenis analisis, baik itu kuantitatif maupun kualitatif analisis tentang propanga, mengkaji isi propaganda dan mengungkapkan pengaruh dari propaganda terhadap audiens.
Lasswell membuat prosedur komunikasi massa dari analisis isi media. Secara umum analisis isi dapat didefinisikan sebagai “investigasi terhadap pesan – pesan komunikasi dengan cara mengkategorisasi isi pesan kedalam klasifikasi – klasifikasi tertentu dengan tujuan untuk mengukur variable – variable tertentu (Rogers, 1994). Dalam essaynya yang berjudul “content of communication”, Lasswell menjelaskan bahwa analisis isi sudah seharusnya memusatkan perhatian pada penghitungan pada seberapa sering / frekuensi symbol – symbol tertentu muncul dalam pesan tersebut, menganalisis arah dan tujuan bagaimana symbol – symbol tersebut mencoba untuk mengarahkan opini public, dan seberapa sering intensitas symbol tersebut digunakan. Dengan cara memahami isi pesan, Lasswell mencoba untuk meraih tujuannya dalam memahami “arus pengaruh yang berjalan dari pengendalian kepada isi dan dari isi kepada audiens (hal 74).
Edward Bernays (1891-1995)
Ketika Lippmann dan Lasswell mengkaji tentang opini public dan propaganda, Bernays mengkaji tentang public relations, propaganda, dan opini public. Bernays (1928) mendefinisikan propaganda sebagai “a consistent, enduring effort to create or shape events to influence the relations of a public to an enterprise, idea, or group" (hal. 25).
Jacques Ellul (1912 – 1994)
Jacques Ellul’s (1912-1994) melihat propaganda dari sudut pandang yang berbeda dengan yang lainnya. Ellul meyakini bahwa propaganda sebenarnya merupakan teknik yang spesifik, yang diperlukan baik itu oleh public maupun oleh pihak yang membuat propaganda tersebut. Dalam propaganda, formasi perilaku orang – orang didefinisikan propaganda sebagai "a set of methods employed by an organized group that wants to bring about the active or passive participation in its actions of a mass of individuals, psychologically unified through psychological manipulations and incorporated into a system" (hal. 61).
Peneliti Komunikasi Massa Sekarang
Mengacu pada teori – teori tradisional yang berasal dari Lippmann, Lasswell, Bernays, dan Ellul, dan teori lainnya, telah memungkinkan kita untuk mengkaji peran propaganda dalam menciptakan opini public. Lippmann (1922) merupakan orang pertama yang mengembangkan ide seputar fungsi agenda setting media. Pada tahun 1972, McCombs dan Shaw telah menggunakan ide ini dalam karyanya tentang fungsi agenda setting media. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji isu – isu kampanye presiden pada tahun 1968, dengan cara mengajukan pertanyaan kepada para pemilih secara acak untuk mengidentifikasi isu – isu kunci pada kampanye presiden dan kemudian membandingkannya dengan isu – isu yang disajikan dalam media kala itu (McCombs and Shaw, 1972).
McCombs and Shaw (1972) menemukan bahwa terdapat korelasi sebesar +0.967 antara penilaian pemilih mengenai isu – isu yang penting, dengan penyajian media terhadap isu tersebut.
Selain itu, Iyengar and Kinder (1982) juga mengembangkan teori Lippmann dengan cara mengambil ide utama dari agenda setting dan priming pada kajiannya.
Kesimpulan
Teori – teori yang telah dikembangkan oleh Lippmann, Lasswell, Ellul dan Bernays sangat penting terutama karena beberapa alas an. Mengacu pada beberapa orang pendahulunya, Lippmann telah mampu untuk membawa perhatian kepada fakta bahwa public dapat dipengaruhi oleh media. Karya Lippmann dan rekan – rekannya telah menjadi dasar dari berbagai penelitian yang dilakukan beberapa waktu belakangan khususnya untuk membantu memahami bagaimanan efek media terhadap public. Lewat karya Iyengar dan Kinder, White, Lewin dan McCombs and Shaw, pemahaman yang lebih komprehensif terhadap media telah berkembang dengan cepat. Public kini telah dibuat sadar dengan berbagai macam fungsi media seperti agenda setting, gatekeeping dan priming serta pengaruh – pengaruh yang potensial yang mungkin berpengaruh pada audiens.
Teori – teori yang telah disajikan menunjukan kedua bentuk efek baik itu model pengaruh langsung atau model pengaruh terbatas. Teoritikus seperti Ellul, cenderung melakukan pendekatan dengan model efek langsung, dimana propaganda ia yakini dapay memberikan pengaruh secara langsung terhadap pemikiran public massa. Sementara itu, teoritikus seperti Lippmann juga meyakini bahwa media mungkin tidak hanya mempengaruhi pemikiran public, akan tetapi mempengaruhi apa yang dipikirkan oleh public.
Kajian – kajian seperti yang telah dijelaskan diatas berperan penting dalam membantu kita untuk memahami media, manipulasi terhadap public dan bentuk opini public. Ketika Lippmann, Lasswell, Bernays, dan Ellul telah mengkajinya beberapa tahun yang lalu, mereka kemudian mencoba untuk membantu kita untuk memahami masyarakat dengan fenomena – fenomena yang ada di masa kini.
Harold Lasswell (1902-1978)
Sebagaimanan Lippmann yang telah menulis tentang propaganda, Laswell juga telah melakukan analisis empiris tentang propaganda. Faktanyan karya – karya seputar propaganda sebenarnya telah ditulis oleh Lippmann sendiri.
Lasswell menitikberatkan pada kedua jenis analisis, baik itu kuantitatif maupun kualitatif analisis tentang propanga, mengkaji isi propaganda dan mengungkapkan pengaruh dari propaganda terhadap audiens.
Lasswell membuat prosedur komunikasi massa dari analisis isi media. Secara umum analisis isi dapat didefinisikan sebagai “investigasi terhadap pesan – pesan komunikasi dengan cara mengkategorisasi isi pesan kedalam klasifikasi – klasifikasi tertentu dengan tujuan untuk mengukur variable – variable tertentu (Rogers, 1994). Dalam essaynya yang berjudul “content of communication”, Lasswell menjelaskan bahwa analisis isi sudah seharusnya memusatkan perhatian pada penghitungan pada seberapa sering / frekuensi symbol – symbol tertentu muncul dalam pesan tersebut, menganalisis arah dan tujuan bagaimana symbol – symbol tersebut mencoba untuk mengarahkan opini public, dan seberapa sering intensitas symbol tersebut digunakan. Dengan cara memahami isi pesan, Lasswell mencoba untuk meraih tujuannya dalam memahami “arus pengaruh yang berjalan dari pengendalian kepada isi dan dari isi kepada audiens (hal 74).
Edward Bernays (1891-1995)
Ketika Lippmann dan Lasswell mengkaji tentang opini public dan propaganda, Bernays mengkaji tentang public relations, propaganda, dan opini public. Bernays (1928) mendefinisikan propaganda sebagai “a consistent, enduring effort to create or shape events to influence the relations of a public to an enterprise, idea, or group" (hal. 25).
Jacques Ellul (1912 – 1994)
Jacques Ellul’s (1912-1994) melihat propaganda dari sudut pandang yang berbeda dengan yang lainnya. Ellul meyakini bahwa propaganda sebenarnya merupakan teknik yang spesifik, yang diperlukan baik itu oleh public maupun oleh pihak yang membuat propaganda tersebut. Dalam propaganda, formasi perilaku orang – orang didefinisikan propaganda sebagai "a set of methods employed by an organized group that wants to bring about the active or passive participation in its actions of a mass of individuals, psychologically unified through psychological manipulations and incorporated into a system" (hal. 61).
Peneliti Komunikasi Massa Sekarang
Mengacu pada teori – teori tradisional yang berasal dari Lippmann, Lasswell, Bernays, dan Ellul, dan teori lainnya, telah memungkinkan kita untuk mengkaji peran propaganda dalam menciptakan opini public. Lippmann (1922) merupakan orang pertama yang mengembangkan ide seputar fungsi agenda setting media. Pada tahun 1972, McCombs dan Shaw telah menggunakan ide ini dalam karyanya tentang fungsi agenda setting media. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji isu – isu kampanye presiden pada tahun 1968, dengan cara mengajukan pertanyaan kepada para pemilih secara acak untuk mengidentifikasi isu – isu kunci pada kampanye presiden dan kemudian membandingkannya dengan isu – isu yang disajikan dalam media kala itu (McCombs and Shaw, 1972).
McCombs and Shaw (1972) menemukan bahwa terdapat korelasi sebesar +0.967 antara penilaian pemilih mengenai isu – isu yang penting, dengan penyajian media terhadap isu tersebut.
Selain itu, Iyengar and Kinder (1982) juga mengembangkan teori Lippmann dengan cara mengambil ide utama dari agenda setting dan priming pada kajiannya.
Kesimpulan
Teori – teori yang telah dikembangkan oleh Lippmann, Lasswell, Ellul dan Bernays sangat penting terutama karena beberapa alas an. Mengacu pada beberapa orang pendahulunya, Lippmann telah mampu untuk membawa perhatian kepada fakta bahwa public dapat dipengaruhi oleh media. Karya Lippmann dan rekan – rekannya telah menjadi dasar dari berbagai penelitian yang dilakukan beberapa waktu belakangan khususnya untuk membantu memahami bagaimanan efek media terhadap public. Lewat karya Iyengar dan Kinder, White, Lewin dan McCombs and Shaw, pemahaman yang lebih komprehensif terhadap media telah berkembang dengan cepat. Public kini telah dibuat sadar dengan berbagai macam fungsi media seperti agenda setting, gatekeeping dan priming serta pengaruh – pengaruh yang potensial yang mungkin berpengaruh pada audiens.
Teori – teori yang telah disajikan menunjukan kedua bentuk efek baik itu model pengaruh langsung atau model pengaruh terbatas. Teoritikus seperti Ellul, cenderung melakukan pendekatan dengan model efek langsung, dimana propaganda ia yakini dapay memberikan pengaruh secara langsung terhadap pemikiran public massa. Sementara itu, teoritikus seperti Lippmann juga meyakini bahwa media mungkin tidak hanya mempengaruhi pemikiran public, akan tetapi mempengaruhi apa yang dipikirkan oleh public.
Kajian – kajian seperti yang telah dijelaskan diatas berperan penting dalam membantu kita untuk memahami media, manipulasi terhadap public dan bentuk opini public. Ketika Lippmann, Lasswell, Bernays, dan Ellul telah mengkajinya beberapa tahun yang lalu, mereka kemudian mencoba untuk membantu kita untuk memahami masyarakat dengan fenomena – fenomena yang ada di masa kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar