PARTNER

Rabu, 06 Mei 2009

Tentang Propaganda IV

Sambungan ...
Teori – Teori dan Karya – Karya Walter Lippmann

Ketika masih berada di Harvard, Lippmann banyak mempelajari ide – ide William James, George Santayana, dan Graham Wallas. Ia juga mempelajari ide – ide dari tulisan Sigmund Freud dan Karl Marx. Setelah kita mendiskusikan penelitian – penelitian Lippmann yang dipengaruhi oleh berbagai pemikir tersebut, penting artinya untuk mempelajari keseluruhan teori yang dimiliki Lippmann.
Selamam di Harvard, Lippmann memutuskan untuk mengejar cita – cita dengan berkarir di dunia jurnalistik, dan di kampus Harvard ia belajar filsafat. Pada akhir 1910, ia keluar dari bangku kuliah dan telah siap untuk mengejar cita – cita karirnya. Lippmann memulai karirnya dengan bekerja untuk Lincoln Steffens, penulis utama tentang sosialisme dan isu – isu seputar wall street. Setelah bekerja dengan Steffens, Lippmann mulai bekerja pada majalah intelektual elit yang dikenal dengan sebutan The New Republic. Ia bekerja di majalah ini selama 9 tahun, dan kemudian ia mengakhiri karirnya ini dan mulai menerbitkan tulisan – tulisannya.
Opini Publik / Public Oppinion
Public Opinion (1922) mungkin merupakan salah satu tulisan Lippmann yang paling terkenal. Lippmann memulai bukunya dengan menjelaskan situasi yang terjadi pada tahun 1914, dimana beberapa orang jerman, perancis dan inggris telah terjebak di pulau tersebut. Mereka tidak memiliki akses ke media dalam bentuk apapun, kecuali untuk setiap 60 hari sekali yakni ketika surat mendatanginya, mengingatkannya pada situasi yang sebenarnya didunia. Lippmann menjelaskan bahwa mereka hidup damai dipulau tersebut, menganggap satu sama lainnya sebagai teman, dimana sebenarnya perang tengah berkecamuk dan telah menghancurkan hubungan antar Negara meraka. Tujuan dari ilustrasi itu adalah untuk mengembangkan ide tentang “dunia diluar sana dan gambaran yang ada di benak kita” (Lippmann, 1922: 3). Lewat Public Oppinion, Lippmann menjelaskan cara bagaimana opini individu dapat berbeda dari yang telah ditunjukan didunia diluar sana. Ia mengembangkan ide tentang propaganda, mengakui bahwa “untuk membentuk sebuah propaganda, maka harus ada penghalang yang memisahkan antara public dengan kejadian yang sebenarnya terjadi (Lippmann, 1922: 28). Dengan pemisahan ini, maka media memiliki kemampuan untuk memanipulasi kejadian – kejadian yang sebenarnya terjadi atau media menyajikan informasi yang terbatas kepada public. Informasi itu mungkin saja tidak cocok dengan persepsi public atas kejadian – kejadian tersebut. Pada tahapan ini, Lippmann secara esensial menyajikan pandangannya yang pertama terhadap konsep komunikasi massa tentang “penjaga” gatekeeping dan agenda setting dengan cara memperlihatkan kekuatan media untuk menyajikan informasi terbatas kepada public.
Lippmann (1922) menjelaskan bagaimana individu menggunakan alat seperti stereotype untuk membentuk opininya, “we have to pick our samples and treat them as typical” (Lippmann, 1922: 95). Lippmann mengatakan bahwa public akan tetap dalam penilaian stereotipikalnya hingga pada saatnya media menyajikan informasi yang terbatas untuk merubah persepsi mereka terhadap suatu kejadian. Rogers (1994) meyakini bahwa pada titik ini, Lippmann telah memperlihatkan kepada kita bahwa “..pseudoenvironment yang diantarkan media kepada kita merupakan hasil dari fungsi gatekeeping media dalam proses pembuatan berita (hal 237). Lippmann meyakini bahwa media telah mengubah arus informasi, dengan cara membatasi isi media yang diberikan kepada public.
Lebih lanjut lagi, Lippmann menyajikan ide tentang agenda setting media, sebagaimana yang ia yakini bahwa media massa merupakan kaitan antara persepsi individu tentang dunia dan dengan dunia yang sebenarnya (Rogers, 1994)
Phantom Public
Phantom Public (1925) focus pada penjelasan tentang karakteristik public itu sendiri. Lippmann (1925), menggunakan buku ini untuk menunjukan ketidakmampuan public dalam menangkap pengetahuan tentang lingkungannya dan menunjukan kesalahan – kesalahan sebenarnya yang mendukung posisi mereka. Lippmann memberikan pandangan yang keras tentang public secara umum dengan mengatakan "The individual man does not have opinions on public affairs... I cannot imagine how he could know, and there is not the least reason for thinking, as mystical democrats have thought, that the compounding of individual ignorance in masses of people can produce a continuous directing force in public affairs" (hal. 39).
Buku ini menunjukan bahwa sebenarnya system demokrasi tidak dijalankan oleh rakyat secara umum, melainkan telah dikontrol oleh sekelompok atau sebagian elit terdidik. Rakyat tidak benar – benar tercerahkan dan berpengatahuan, oleh karena itu mereka akan dengan mudah ditempatkan disisi sekelompok kecil elit intelektual – bukan pada bagian yang utama -, ketika meyakinkan diri mereka sendiri bahwa sebenarnya mereka berada pada system yang dijalankan lewat peran mayoritas.
Karya Lippmann Lainnya
Lippmann juga mempublikasikan beberapa buku lainnya yang juga berkaitan dengan idenya tentang pemikiran politik yang berhubungan dengan public. Misalnya, A Preface to Politics (1913) dan Good Society (1936). Ketika karyanya ini sangat penting dalam memahami pikiran Lippmann mengenai hubungan antara public dan pemerintah, dilain pihak Public Oppinion dan Phantom Public merupakan karya yang paling relevan dengan kajian dalam komunikasi massa.

Tidak ada komentar: