Lockheed Martin merupakan perusahaan pemasok utama dalam sistem persenjataan utama militer Amerika. Perusahaan ini merupakan hasil merjer dari dua perusahaan besar yakni Lockheed corporation dan Martin Marietta. Keduanya bersepakat mendirkan perusahaan kontraktor baru yang bernama Lockheed Martin di tahun 1995. Hingga tahun
2003 saja, perusahaan yang bermarkas di Bethesda, Maryland ini telah memasok sekitar 80% dari keseluruhan kebutuhan persenjataan di Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Oleh karena itu, serangan tersebut tak heran telah membuat para petinggi Lockheed Martin Corp kalang kabut. Seorang narasumber mengatakan kepada Reuters, Minggu (29/5), peretas berhasil menjebol jaringan keamanan dengan cara menduplikasi kunci elektronik yang berasal dari RSA, sebuah divisi keamanan jaringan di perusahaan EMC Corporations. Kunci tersebut merupakan pintu utama untuk mengakses pusat data. Namun, mereka belum bisa mengatakan data apa yang berhasil dicuri peretas.
Meski demikian, mereka mengakui bahwa Lockheed dan kontraktor peralatan militer Amerika lainnya, memiliki data-data penting mengenai rancangan sistem persenjataan yang akan dibuat di masa depan. Adapun produk lainnya seperti yang sudah digunakan dalam peperangan di Irak dan Afganistan.
Kejadian ini merupakan serangan cyber terakhir setelah sebelumnya menimpa sejumlah perusahaan besar lainnya termasuk Sony, Google serta EMC Grup.
Para ahli kemanan jaringan komputer menegaskan bahwa hampir tidak mungkin bagi perusahaan atau organisasi pemerintahan untuk bisa membangun jaringan keamanan yang tidak dapat ditembus peretas.
Bahkan Pentagon yang memiliki sekitar 85 ribu personel militer dan warga sipil yang berkerja pada isu – isu keamanan cyber pun menggunakan kunci keamanan yang meraka akui masih ada keterbatasannya. Namun mereka tidak dapat menjelaskannya lebih jauh, terutama karena alasan keamanan.
Para hacker terus belajar dan mencari cara bagaimana menduplikasi kunci keamanan sejak mereka berhasil menjebol jaringan keamanan EMC Corp pada bulan maret lalu. Dalam serangan yang sempat membuat EMC Corp ditutup itu, mereka berhasil mencuri data elektronik informasi keamanan. Menyusul serangan tersebut, pihak EMC Corp mengatakan bahwa mereka sudah bekerja sama dengan Departemen keamanan setempat. Mereka mempublikasikan sejumlah catatan peristiwa tersebut, termasuk informasi alamat website yang berhasil dijebol. Hal itu ditempuh dengan maksud supaya mereka bisa mengidentifikasi dari mana serangan itu berasal.
Pihak EMC Corp menolak untuk berkomentar lebih lanjut mengenai hal itu. Sikap yang sama juga ditunjukan oleh kontraktor produsen keamanan lainnya.
Lockheed yang saat ini memperkerjakan sekitar 126 orang karyawan di seluruh dunia dan berhasil memperoleh keuntungan sebesar USD 45,8 juta pada akhir tahun lalu ini, tidak menjelaskan secara khusus mengenai serangan tersebut. Namun mereka menegaskan akan terus melakukan peningkatan jaringan keamanan cyber sebagaimana yang mereka lakukan secara rutin.
Berbagai petinggi dari perusahaan besar produsen persenjataan semisal General Dinamics, Boeing Co, Northrop Grumman Corp, serta Raytheon Co, juga menolak berkomentar mengenai masalah ini.
"Kami tidak berkomentar mengenai apakah perusahaan kami juga termasuk target peretas," ujar Randy Belote, juru bicara perusahaan Northrop.
Sementara Jonathan Kasle, seorang juru bicara Raytheon mengatakan bahwa perusahaan sudah melakukan langkah antisipasi tidak lama setelah terungkap adanya aksi retas tersebut.
Adapun pihak Boeing melalui juru bicaranya Todd Kelly mengatakan bahwa perusahaannya sudah memiliki sistem keamanan yang dianggapnya mampu menangkal segala jenis serangan. "Kami memiliki tim keamanan jaringan yang secara terus menerus mengawasi jaringan perusahaan," ungkapnya.
Sistem yang dinamakan SecureID, selama ini memang digunakan secara luas sebagai kunci elektronis untuk masuk ke dalam sistem jaringan komputer. Sistem ini didesain untuk mencegah masuknya peretas yang mungkin menggunakan virus untuk menjebol ke dalam sebuah jaringan.
SecureID selama ini dianggap sebagai satu diantara teknik keamanan terbaik. Alat ini akan menciptakan pesan akses yang baru dalam hitungan menit per menit. Sementara di waktu yang bersamaan, pengguna akan diminta untuk mencocokannya dengan PIN yang dimiliki masing - masing. Jika dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, pengguna salah mencocokan PIN, maka tidak akan dapat mengakses halaman yang dimaksud.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar