Tradisi Kritis Ilmu Komunikasi
translated from
Human Communication in The Critical Theory Tradition
by Robert M. Seiler
Berdasarkan definisinya, kritisme mencakup pada penerapan prinsip - prinsip atau nilai - nilai untuk membuat penilaian - penilaian dengan tujuannya untuk membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. tradisi kritis dapat hadir dalam beberapa macam bentuk. misalnya, dalam tradisi kritis retorik yang secara jelas melakukan analisisnya terhadap kualitas wacana dan produksi sebuah wacana. disini yang akan dibahas adalah tradisi kritis ilmu sosial, yang memberikan kritik kepada struktur dasar sosial masyarakat (Littlejohn, 1992 - 238). poin selanjutnya akan membahas semua jenis tradisi kritis ilmu sosial.translated from
Human Communication in The Critical Theory Tradition
by Robert M. Seiler
- Para penganut tradisi kritis ilmu sosial percaya bahwa penting artinya untuk memahami pengalaman kehidupan manusia dalam konteks tertentu. teori kritis berbagi ide dan metodologi dengan perspektif intrepretatif.
- Yang membuat tradisi kritis sedikit berbeda dengan perspektif interpretatif ialah bahwa kajian ini menginterpretasi perilaku - perilaku dan simbol - simbol yang ada dalam kehidupan masyarakat dengan tujuan untuk memahami cara - cara dimana berbagai kelompok sosial masyarakat berada pada posisi yang tertekan oleh pihak yang lebih kuat.
- Pendekatan kritis mengkaji kondisi sosial dengan tujuan untuk mengungkapkan struktur - struktur yang tersembunyi. secara langsung pendekatan ini berangkat dari pemikiran para strukturalis. teori kritis berpendapat bahwa pengetahuan adalah kekuatan. ini artinya bahwa dengan mengetahui cara - cara bagaimana pihak yang kuat menindas yang lemah, maka membuka peluang kearah terwujudnya pemberontakan oleh pihak - pihak yang tertindas.
- Teori kritis sosial menciptakan kesadaran berusaha untuk mengggabungkan teori dan tindakan. teori kritis juga bersifat normatif, dia berusaha untuk menciptakan perubahan yang bisa memberikan pengaruh kepada kehidupan kita.
KRITIK MARXISME
salah satu kajian paling penting berasal dari pemikiran marx dengan perspektif teori sosial marxist nya. aliran ini berasal dari karl marx dan friedrich engels, gerakan ini melahirkan beberapa teori yang juga berkaitan erat dengan kajiannya terhadap kekuatan - kekuatan pihak dominan dalam masyarakat, secara ekonomis, ideologis, teoritis, budaya, dll.
1. marxisme klasik
Dalam communist manifesto (1984), marx dan engels berpendapat bahwa makna produksi ditetapkan secara sangat alami dalam masyarakat. ini merupakan ide dari dasar hubungan suprastruktur. ekonomi dipandang sebagai dasar bagi seluruh struktur soaial, mencakup pula didalamnya institusi dan ide - ide. dalam sistem kapitalis, laba akan mengendalikan produksi dan mendominasi para pekerja. para kelas perkeja ditindas oleh pihak yang memiliki kekuasaan dan yang menikmati keuntungan dari proses produksi tersebut. kebebasan hanya akan terwujud jika para kelas pekerja melakukan gerakan untuk melawan dominasi - dominasi tersebut.
karena fokus kajiannya ini maka, aliran ini juga dikenal dengan pendekatan dalam ekonomi politik.
2. neo - marxism
berawal dari tradisi kritis frankfurt school, telah menjadikan aliran ini sebagai tradisi yang paling terkenal dalam aliran marxisme. frankfurt school berkembang dari dari sebuah institut yang bergerak di bidang penelitian sosial yang dikembangkan sejak tahun 1923 didalam universitas frankfurt oleh Felix Weil seorang ilmuwan ilmu politik yang sangat tertarik dengan ide - ide marxisme. Weil telah belajar di universitas tersebut, membuat disertasinya tentang memasyarakatkan ekonomi. ayahnya, memberian sumbangan mendasar bagi perkembangan institut tersebut. salah satu tujuan utama dari berdirinya institut tersebut adalah untuk mempelajari (dan juga menjelaskan) perubahan - perubahan sosial. Carl Grunberg (seorang ilmuwan ilmu politik) diangkat untuk menjadi direktur di insitut tersebut untuk masa jabatan 1923 - 1929. Grunberg memberikan sumbangan besar pada perkembangan institut tersebut dengan memberikan ide untuk memasukan dan mengkombinasikan kajian historis dan teori dalam analisis tersebut. Max Horkheimer (filsuf dan sosiolog) menjadi direktur untuk masa jabatan 1930 - 1958, ia mencanangkan kajian interdisipliner pada program penelitian. dalam perkembangannya ia berkerjasama dengan Theodor Adorno (filsuf, sosiolog dan pengkaji musik), Erich Fromm (psikolog), Franz Neumann (ilmuwan politik), Friedrich Pollock (ekonom). beberapa tahun kemudian banyak ilmuwan kemudian ikut bergabung, seperti Herbert Mercuse (filsuf), Walter Benjamin (penulis essay pada literatur kritis) dan Leo Lowenthal.
perkambangan gerakan sosialisme telah memaksa kelompok ini berpindah ke Genewa (1933) dan kemudian pada 1935 pindah ke new york, bergabung dengan universitas columbia. pada tahun 1941 kemudian pindah lagi ke california selama masa perang dunia II. pada tahun 1949, Horkheimer, Adorno dan Pollock kembali ke jerman, dan pada tahun 1951 mereka mendirikan kembali lembaga penelitian sosial dengan direkturnya yakni Horkheimer dan Mercuse dan Lowenthal sebagai anggotanya yang berada di amerika. pada tahun 1969. lembaga ini dicekal, tapi kemudian memberikan pengaruh kepada kejayaan Jurgen Habermas, yang mewakili gelombang kedua dari teori kritis.
pencapaian/prestasi
Horkheimer berpengaruh dalam program interdisipliner pada lembaga penelitian sosial, salah satunya memberikan penjelasan lebih untuk memahami kompleksitas kehidupan sosial modern. ia menawarkan gagasan yang menyeluruh yang merupakan penggabungan dari filsafat dan ilmu sosial yang kemudian ia sebut sebagai teori kritis. gabungan dari teori dan praktik, yang memungkinkan para peneliti untuk menggali pertanyaan filosofi tentang waktu dengan menggunakan metode keilmuan, memformulasikan ulang dan membuat pertanyaan yang lebih tepat dan presisi tentang kajian yang diinginkan oleh obyek, dan mengembangkan metode baru tanpa kehilangan pegangan pada prinsip universalitas. tujuannya (ia menambahkan) yakni untuk menempatkan kajian tersebut dalam konteks historis, dalam kurun waktu tertentu, dalam lokasi tertentu, menghubungkannya dengan proses ekonomis, dan kajian terhadap sistem yang berjalan tersebut yang memberikan pengaruh terhadap pemikiran mereka.
dalam masa pengasingannya di amerika, Horkheimer dan Adorno memberikan perhatian serius terhadap iklan media, kritiknya seperti yang terdapat dalam Dialectic of Enlightenment (1944), dialektika pencerahan. kajian yang bisa disebut sebagai edisi pertama dari kajian budaya. disini mereka berpendapat bahwa sebagai industri kesadaran, media memungkinkan untuk memanipulasi publik yang pasif dan irasional, memberikan penekanan khusus terhadap pengaruh media untuk mengarahkan publik terhadap sesuatu yang harus dipikirkan atau dianggap penting bagi masyarakat, serta cara dimana media mendorong masyarakat untuk memikirkan tentang kehidupan mereka.
selama tiga dekade, habermas menjadi salah satu pemikir yang terkenal dalam tradisi ini. selama tahun 1970an, habermas dan mercuse membantu untuk mengembangkan gerakan lanjutan ini di jerman dan amerika. habermas berangkat dari pemikirannya yang luas dan memberikan pandangan yang luas tentang masyarakat dan komunikasi. ia percaya bahwa masyarakat harus dipahami sebagai gabungan dari tiga pilar penting yakni kerja, interaksi dan kekuasaan. kerja, dalam artian dalam tujuannya untuk menciptakan sumber - sumber atau bahan - bahan material yang penting. interaksi, dalam artian penggunaan bahasa (dan simbol) dalam komunikasi. sebab kerjasama sosial sangat penting dalam upayanya untuk bertahan hidup, habermas menyebutnya dengan "praktik - praktik kepentingan".
perintah sosial secara alami menciptakan distribusi kekuasaan. kepentingan alamiah selain berasal dari dominasi - dominasi ia juga berasal dari praktik - praktik kekuasaan. kekuasaan memberikan pengaruh besar terhadap terjadinya distorsi dalam komunikasi, tapi dengan sadar terhadap ideoligi yang mendominasi dalam masyarakat, kelompok - kelompok sosial akan mampu memperkuat posisinya masing - masing untuk merubah keadaan masyarakat. bagi habermas, kajian ini menempatkan perhatian serius pada prinsip persamaan / emansipasi, ini akan menambah kekuasaan yang dimiliki kelompok - kelompok yang marjinal. kehidupan manusia tidak hanya bisa dipahami dari salah satu kepentingan saja kerja, interaksi dan kekuasaan. tidak ada satu aktifitas yang bisa berdiri sendiri melainkan semuanya merupakan gabungan dari ketiga hal tersebut. ketiga hal tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk memahami masyarakat.
tidak ada satupun aspek dalam kehidupan yang bebas kepentingan. masyarakat emansipatoris bebas dari dominasi yang tidak penting dan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengambil keputusan.
Neo - Marxisme hari ini
neo - marxisme berjaya selama kurun waktu 1970an, khususnya di wilayah inggris raya. para teoritikus masih menempatkan perhatian serius pada makna dari komunikasi dalam masyarakat. dalam arti bahwa praktik komunikasi merupakan produk yang dihasilkan dari adanya ketegangan yang terjadi antara kreatifitas individu dalam membingkai pesan dan hambatan - hambatan sosial yang menjadi penghambat kreatifitas tersebut. kebebasan hanya akan tercipta ketika individu mampu terlepas dari belenggu hambatan - hambatan tersebut sehingga ia bebas untuk berekspresi.
salah satu penghalang yang menghambat kreatifitas tersebut adalah bahasa. kelas sosial didominasi oleh bahasa yang menjadikan para kelas pekerja kesulitan untuk mamahami situasi tersebut dan sulit untuk lepas dari pengaruhnya. inilah tugasnya para teorist kritis untuk membuat bentuk baru bahasa yang akan mampu menyuarakan ideologi marjinal dari kelas pekerja sehingga mereka mampu bertahan dan bersaing dengan ideologi dominan. ideologi dapat didefinisikan sebagai seperangkat ide yang membentuk struktur kesadaran kelompok untuk memahami realitas, serta merupakan seperangkat sistem representasi atau seperangkat kode atas makna - makna yang mengatur bagaimana individu (dan kelompok sosial) dalam melihat dunia (Hall, 1989). bagi marxisme klasik, ideologi dipahami sebagai seperangkat ide - ide palsu yang telah terdistorsi oleh kepentingan - kepentingan dari kelas dominan. lebih jauh lagi ideologi merupakan mencerminkan eksistensi sosial.
(a) Antonio Gramsci
antonio gramsci (1891 - 1937), seorang pemikir ilmu politik dan aktivis asal italia, yang merupakan pendiri partai komunis italia. ia percaya bahwa revolusi bolshevik (1917) dapat diterapkan di italia. ia memainkan peranan yang sangat penting saat terjadinya gerakan pada tahun 1920 di italia. waktu itu, benito mussolini (1833 - 1945) muncul sebagai seorang diktator pada tahun 1922. pada tahun 1926, kaum fasis menangkap gramsci dan memasukannya kedalam penjara, dimana ia menghabiskan sisa hidupnya. didalam penjara.
begitu banyak para penganut aliran kritis ini yang meyakini bahwa lingkungan masyarakat merupakan tempat dimana ideologi - ideologi berkumpul dan bersaing satu sama lainnya untuk mendapatkan satu posisi dominan (hal. 247). mengikuti ide gramscian, mereka mendefinisikan hegemoni sebagai sebuah proses dominasi, dimana seperangkat ide dipaksakan kepada pihak lain (gramsci, 1971). dia mengkonseptualisasikan bahwa proses tersebut terjadi dimana sebuah kelompok sosial menempati posisi dominan atas lainnya.
proses hegemoni dapat terjadi dalam berbagai cara dan dalam berrbagai setting. pada intinya, proses hegemoni hadir ketika kejadian - kejadian atau teks - teks diinterpretasikan lewat cara yang menggambarkan adanya promosi satu kelompok sosial yang lebih unggul dari kelompok lainnya, atau ada kelompok sosial yang berkuasa atas yang lainnya. sebagai contoh, selama kurun waktu tahun 1980 an, dunia periklanan sering kali mengeksploitasi tema - tema liberalisme perempuan, tampak seolah media dalam hal ini mendukung untuk memperjuangkan hak - hak perempuan. padahal yang sebenarnya terjadi adalah bahwa hak perempuan telah diinterpretasikan ulang untuk memperjuangkan kepentingan kapitalis. yang harus diingat adalah bahwa ideologi selalu memainkan peranan yang sangat penting dalam proses tersebut karena ini menjadi sebuah cara dimana manusia memahami pengalamannya dan ini merupakan modal utama bagi mereka ketika memaknai sesuatu.
kajian terhadap iklan beberapa waktu kebelakang telah terjebak kedalam situasi problematis antara ideologi dan hegemoni.dalam melakukan analisis tekstual dan analisis ideologi dalam iklan, peneliti menjelaskan bahwa para pengiklan mendiptakan identitas bagi produknya, menghubungkan merknya untuk menjawab nilai - nilai yang dikehendaki manusia. membeli merk tertentu bukan hanya berarti membeli produk tersebut akan tetapi juga untuk menjawab gaya hidup, seperangkat nilai.
adaran. peneliti memperlihatkan bahwa program televisi telah mendoring kita untuk berpikir bahwa kita sebagai pasar
(b) Louis Althusser
Louis Althusser (1918-90), filsuf asal perancis dan seorang teoritikus ideologi. althusser memberikan formulasi marxisme dalam kerangka strukturalis. dia menulis dua buah buku yang sangat penting, for marx (translated by B. Brewster, 1970), dan Lenin and Philosophy (translated by B. Brewster, 1971).
sesuai dengan apa yang dikatakan althusser (1970), ideologi merupakan bagian dan bingkisan dari masyarakat itu sendiri; dimana ideologi lahir dari praktik - praktik yang sesungguhnya yang dijamin keberadaanya dalam masyarakat. ideologi menciptakan bentuk - bentuk kesadaran individu dan menciptakan pemahaman subyektif seseorang dalam memaknai pengalamannya. dia menambahkan bahwa kita hidup dalam kondisi yang secara sengaja diciptakan / dibentuk, akan tetapi pada dasarnya kita tidak memahami hubungannya dengan kondisi yang sesungguhnya kecuali memahaminya lewat ideologi.
dari perspektif ini, dapat kita katakan bahwa suprastruktur (organisasi sosial) telah menciptakan ideologi, yang pada gilirannya akan berpengaruh kepada individu dalam memahami realitas (hal 247). kelompok suprastruktur ini terbagi kedalam dua entitas yakni represive state apparatus (RSA) seperti politik dan militer dan ideological state apparatus (ISA) seperti pendidikan, agama dan media massa (althusser, 1971). mekanisme represif menekankan atau memaksakan ideologi ketika keberadaannya terancam, kemudian ideological state apparatus menciptakan dan memasukannya kedalam aktifitas komunikasi dalam kehidupan sehari - hari, dengan cara membuatnya tampak normal dan tersamar.
KRITIK FEMINIS
teori feminis (kramarae, 1989, hal 157 - 160) merupakan label umum untuk menjelaskan perspektif atau seperangkat teori yang mendalami arti dari konsep gender. para penganut aliran ini berpendapat bahwa hampir seluruh aspek dalam kehidupan ini dapat dipahami dalam konteks kesetaraan gender.
para penganut aliran ini berangkat dari asumsi bahwa gender merupakan kategori yang diciptakan untuk memahami pengalaman manuisa dalam melihat realitas. alasannya bahwa gender dikonstruksi secara sosial lewat seperangkat sistem nilai - nilai, identitas dan aktivitas dan sedangkan sex merupakan pembedaan secara biologis. aliran ini mencoba untuk menentang asumsi gender yang dipahami oleh orang kebanyakan dan untuk mencapai posisi yang lebih baik dan kebebasan bagi perempuan ditengah posisi lelaki yang ada di dunia ini (hal 313).
Patriarchy. Wood (1997): Patriarchy (the second key concept) means "rule by the fathers." This (dictionary) definition highlights the central idea that patriarchal values, institutions, and practices reflect the experiences, values, and interests of men as a group and protect their privileges while simultaneously denying, dismissing, and/or devaluing the experiences, values, and interests of women as a group (p. 314).
patriarkhi, wood (1997), patriarkhi adalah kunci konsep yang kedua yang berarti "peraturan oleh ayah", definisi ini menandai ide utama bahwa nilai - nilai patriarkal, institusi dan praktik - praktik mencerminkan pengalaman, nilai - nilai dan kepentingan lelaki sebagai kelompok sosial dan melindungi hak istimewanya dengan cara secara simultan mencoba untuk menolak , menghilangkan, nilai - nilai dan kepentingan - kepentingan yang dimiliki kaum perempuan sebagai kelompok sosial.
patriarkhi merupakan sebuah sistem yang menyeluruh dari struktur dan praktik - praktik yang mengekalkan terciptanya ketimpangan atau ketidakadilan antara pengalaman - pengalaman, tanggung jawab, status, dan kesempatan yang dimiliki oleh kaum laki - laki dan perempuan.
para pengkaji komunikasi feminis mencoba menganalisis praktik - praktik dimana bahasa lelaki memiliki bias yang secara langsung mempengaruhi posisi diantara keduanya. bahasa diciptakan dengan perspektif lelaki sebagai acuannya sehingga mengeliminasi kepentingan - kepentingan perempuan. lewat praktik ini posisi perempuan telah ditempatkan pada posisi marjinal yang membuatnya menjadi muted group.
setidaknya terdapat empat aliran utama yang lahir dari aliran ini yakni ;
1. Liberal Feminism
merupakan aliran utama yang telah menginspirsi gerakan perempuan pada tahun 1960 dan 1970an. mereka menganggap adanya ketimpangan dan ketidakadilan tentang persamaan hak - hak mereka sebagai warga negara, dan hal ini bertentangan dengan demokrasi liberal yang melindungi dan menjamin persamaan hak warga negara baik itu perempuan dan laki - laki.
2. Radical Feminism
merupakan aliran yang secara lebih tegas mempercayai bahwa demokrasi liberalpun pada dasarnya memiliki bias patriarkhi, tidak seperti yang dikatakan oleh kaum feminis liberal. maka dari itu, untuk menciptakan kesetaraan tidak hanya berhenti pada perjuangan menciptakan sistem demokrasi liberal akan tetapi harus didefinisikan ulang mulai dari inti utama pola pikir dan struktur masyarakat dalam memahami masalah gender.
3. Marxist Feminism
Marxist feminists focus on capitalism as the source of oppression. They argue that the domination of women by men is a consequence of capital's domination over labour.
aliran ini menekankan pada praktik kapitalis sebagai sumber dari adanya pemaksaan - pemaksaan. mereka berpendapat bahwa dominasi atas perempuan yang dilakukan oleh kaum laki - laki merupakan konsekuensi logis dari dominasi kapitalis yang telah menguasai hak para pekerja.
4. Dual Systems Theory
teori sistem ganda, menurut sylvia walby (1990), bahwa teori ini menggambarkan kemunculan marxisme dan feminis radikal secara bersama - sama - dalam pemahamannya bahwa ketimpangan gender terlahir dari situasi yang rumit gabungan dari patriarkhi dan kapitalisme.
ref;
Althusser, Louis. 1970. For Marx, trans. B. Brewster. New York: Vintage Books.
---. 1971. Lenin and Philosophy, trans. B. Brewster. New York: Vintage Books.
Ardener, Shirley, ed. 1975. Perceiving Women. London: Malaby Press.
Belenky, Mary Field, et al. 1986. Women's Ways of Knowing. New York: Basic Books, Inc.
Bell, Daniel. 1976. The Cultural Contradictions of Capitalism London: Heinemann.
Gilligan, Carol. 1982. In a Different Voice. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Gramsci, Antonio. 1971. Selections from the Prison Notebooks, trans. Q. Hoare and G. Nowell Smith. New York: International.
Kramarae, Chris. 1989. "Coming to Terms with Women's Language." In International Encyclopedia of Communications, ed. Erik Barnouw et al. 2 vols. New York: Oxford University Press, ii, 157-60.
---. 1981. Women and Men Speaking. Rowley, MA: Newbury House.
Littlejohn, Stephen W. 1992. "Critical Theories." In Theories of Human Communication. 4th edn. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Co., pp. 238-59.
Marx, Karl. 1888. The Communist Manifesto. London: Reeves.
Penelope, Julia. 1990. Unlearning the Lies of the Fathers' Tongues. New York: Pergamon Press.
Spender, Dale. 1984. Man Language. London: Routledge and Kegan Paul.
Tong, Rosemary. 1992. Feminist Thought: A Comprehensive Introduction. London: Routledge.
Walby, Sylvia. 1990. Theorising Patriarchy. Oxford: Blackwell.
Williamson, Judith. 1978. Decoding Advertising. London: Marion Boyars.
Wood, Julia T. 1997. Communication Theories in Action. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Co.